SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

4 Ilmuwan Muslim Yang Berkontribusi Besar Dalam Bidang Ilmu Fisika

4 Ilmuwan Muslim Yang Berkontribusi Besar Dalam Bidang Ilmu Fisika

Islam pada masa abad pertengahan tidaklah lepas dari tradisi keilmuan yang begitu kental, begitu bertolak belakang dengan bangsa Eropa yang mengalami keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak Ilmuwan Muslim yang lahir dari berbagai penjuru dunia Islam saat itu.

 

Hebatnya, para Ilmuwan Muslim tersebut tidak hanya ahli dalam satu bidang ilmu saja, melainkan menguasai berbagai bidang disiplin ilmu sekaligus (Polymath). Bahkan karya-karya mereka merupakan tonggak berdirinya ilmu pengetahuan modern yang kita nikmati saat ini.

 

Tentunya karya-karya tersebut terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang ilmu fisika, ilmu astronomi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu matematika dan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan lainnya.

 

Berikut ini adalah 4 ilmuwan Muslim yang memiliki kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan fisika :

 

  1. Al Kindi (801 M – 873 M)

Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī (801 M – 873 M), adalah ilmuwan Muslim pertama yang mengkaji tentang ilmu optik. Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi visual.

 

Hasil pemikiran Al-Kindi tentang optik dituangkan dalam kitab berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu sangat berpengaruh bagi sarjana Barat seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon.

 

Teori-teori yang dicetuskan Al-Kindi tentang ilmu optik telah menjadi hukum-hukum perspektif di era Renaisans Eropa. Al-Kindi juga menolak konsep tentang penglihatan yang dikemukakan oleh Aristoteles.

 

Menurut Aristoteles, penglihatan merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.

 

  1. Al Biruni (937-1042 M)

Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni, lahir pada tahun 362 H (15 September 973 – 13 Desember 1048). Dikenal dengan nama Al Biruni yang berarti ”asing”, yang dinisbahkan pada wilayah tempat tanah kelahirannya, yakni Turkmenistan. Wilayah ini memang dikhususkan menjadi pemukiman bagi orang-orang asing.

 

Al-Biruni mengemukakan konsep bahwa cahaya lebih cepat dari suara, Al-Biruni membantah beberapa prinsip fisika Aristotelian seperti tentang gerak gravitasi langit, gerak edar langit, tempat alamiah benda serta masalah kontinuitas dan diskontinuitas materi dan ruang.

 

Dalam ilmu fisika, Al-Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh benda ditarik oleh gaya gravitasi bumi.

 

Teori ini merupakan landasan hukum-hukum Newton yang ditemukan 500 tahun kemudian. Al Biruni juga mengajukan hipotesa tentang rotasi bumi disekeliling sumbunya. Konsep ini kemudian dimatangkan dan diformulasikan oleh Galileo Galilei 600 tahun setelah wafatnya Al Biruni.

 

  1. Ibnu Ismail Al Jazari (1136-1206 M)

Al Jazari merupakan ilmuan Muslim penemu konsep robotika modern, ia mengembangkan prinsip hidrolik dalam menggerakkan mesin yang kemudian dikenal sebagai mesin robot. Dalam bukunya yang berjudul Al-Jami’ bayn al-‘ilm wa-‘l-‘amal al-nafi’ fi sinat’at al-hiyal ia menjelaskan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin.

 

George Sarton, penulis Introduction to the History of Science di tahun 1927 menyebut buku tersebut sebagai “Bahan rujukan yang paling terperinci dari jenisnya dan dapat disebut sebagai klimaks dalam pencapaian (para ilmuwan) Muslim di bidangnya”.

 

Ia mendapat julukan bapak Engineering modern, berkat temuannya yang banyak mempengaruhi rancangan mesin modern saat ini. Diantaranya combustion engine, crankshaft, saction pump, programmable automation dan masih banyak lagi.

 

Ditahun 1206 ia membuat jam gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda yang menggerakkan secara otomatis sistem mekanis. Kini replika jam gajah tersebut ditiru oleh london science museum.

 

  1. Al Khazini (1121 M)

Abdurrahman al-Khazini hidup pada abad ke-12 M. Ia adalah ilmuwan yang menemukan metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; perbedaan daya, masa dan berat; jarak gravitasi; serta energi potensial gravitasi.

 

Hasil pemikiran Al-Khazini dalam bidang fisika terangkum dalam kitab Mizan al-Hikmah yang ditulis pada tahun 1121. Dalam buku ini, ia menjelaskan tentang teori keseimbangan hidrostatika. Teori inilah yang telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah.

 

Robert E. Hall dalam tulisannya yang bertajuk ”Al-Khazini”, dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII (1973) menyebutkan bahwa, “Al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa.” Sedangkan editor Dictionary of Scientific Bibliography, Charles C. Jilispe, menjuluki Al-Khazini sebagai Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.

 

Al-Khazini juga menerangkan dalam bukunya tentang prinsip keseimbangan hidrostatika, dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram. Tingkat ketelitian seperti ini, menurut K. Ajram dalam The Miracle of Islamic Science, baru dapat tercapai pada abad ke-20 M.

 

Al-Khazini juga menjelaskan definisi “berat”. Menurutnya, berat merupakan gaya yang inheren dalam benda-benda padat yang menyebabkan mereka bergerak dalam satu garis lurus terhadap pusat bumi (gravitasi) dan terhadap pusat benda itu sendiri.

 

Besaran gaya ini tergantung dari kerapatan benda. Ia juga menerangkan pengaruh suhu (temperatur) terhadap kerapatan benda. Hal ini ia lakukan sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi.

 

Sebagaimana para ilmuwan Muslim lainnya yang hidup di era keemasan Islam, Al-Khazini merupakan ilmuwan multidisiplin(Polymath). Selain pakar fisika, ia juga ahli di bidang biologi, kimia, matematika, astronomi, dan filsafat.

 

Al-Khazini juga telah berjasa meletakkan fondasi bagi pengembangan mekanika klasik di era Renaisans Eropa. Inilah salah satu bukti betapa para ilmuwan Muslim telah memberi kontribusi yang luar biasa bagi peradaban dunia.

 

Nama-nama yang disebutkan di artikel hanya sebagian kecil dari banyaknya Ilmuwan Muslim yang memiliki kontribusi yang begitu luar biasa dalam bidang ilmu Fisika. Semoga kita bisa melanjutkan tradisi keilmuan tersebut. Aamiin.

 

Dirangkum dari berbagai sumber

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER