SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Mengapa Allah Bertanya Kepada Isa?

Mengapa Allah Bertanya Kepada Isa?

WARGASERUJI – Isa dianggap oleh sebagian umat Nashrani sebagai anak Allah, juga disandingkan dalam sesembahan disisi Allah bersama ibunda Maryam. Mengapa Allah bertanya kepada Isa tentang apa yang dilakukan sebagian umat Nashrani itu?

Pertanyaan Allah ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 116.

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”

Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib”.

Nabi Isa menjawab pertanyaan Allah dengan kata-kata pujian bagi Allah, karena pujian adalah hak Allah. Nabi Isa menjawab bahwa dirinya tidak mungkin mengatakannya. Nabi Isa menjawab bahwa pasti Allah tahu jika dirinya mengatakannya.

Ayat ini menunjukkan betapa tingginya ilmu, iman dan ihsan Nabi Isa. Ilmu tetang kekuasaan Allah, pemilik segala puji. Iman dengan tidak mendurhakai Allah. Ihsan dengan memiliki kesadaran bahwa segala perkara pasti diketahui Allah.

Kemudian Nabi Isa melanjutkan jawabannya.

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

Jawaban Isa ini tanda berlepas diri dari perbuatan orang-orang sesudahnya. Nabi Isa hanya menjadi saksi saat dirinya bersama mereka. Kalau setelah tidak lagi bersama mereka berlaku sesat, maka itu kesalahan mereka sendiri.

Allah bertanya kepada Isa bukan karena diri-Nya tidak tahu, melainkan untuk menjadi peringatan, sekaligus menambah penyesalan kepada orang-orang yang tersesat. Mereka tidak bisa meminta bantuan kepada Nabi Isa kelak di hari penentuan.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER