SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Mencoba Melihat Isi Kepala Dahlan Iskan Terkait PLN

Mencoba Melihat Isi Kepala Dahlan Iskan Terkait PLN

WARGASERUJI – Mantan menteri BUMN, Dahlan Iskan, mempertanyakan keberadaan P2B, departemen khusus yang dibentuk untuk menangani bagian tertentu dalam sistem listrik di Jawa. Apa yang diutarakan dalam situs pribadinya itu, cukup membuat penasaran apa sebenarnya isi kepala Dahlan Iskan terkait BUMN khususnya PLN.

“Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan ‘Kopassus’-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu? Yang bisa memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem itu?” kata Dahlan.

“Dibubarkan? Tidak diteruskan? Tidak cukup? Tidak dikembangkan? Tidak ada anggaran?” tambahnya.

Dahlan menyebutkan bahwa pasukan khusus itu menangani pemeliharaan SUTET tanpa perlu mematikan sistemnya. Disebut pasukan khusus, karena tingkat risikonya yang sangat tinggi, sehingga perlu peralatan dan keterampilan khusus tingkat tinggi pula.

“Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus. Karena itu kita juluki ‘Kopassus’-nya PLN,” ujarnya.

Cara Dahlan membuat kekhususan ini menuai kritik. Namun, dirinya tak peduli.

“Saya menyebutnya ‘otak’-nya listrik. Lembaga itulah yang mengatur seluruh sistem di Jawa. Kadang saya dikritik. Terlalu mengistimewakan P2B. Saya tidak peduli. Saya sudah biasa mengistimewakan redaksi. Dalam seluruh organisasi surat kabar,” ujarnya.

Melihat Isi Kepala Dahlan Iskan

Kalau hanya dari berita sekilas, tentu tak akan bisa melihat isi kepala Dahlan Iskan ini. Kecuali kalau benar-benar berinteraksi bersamanya dengan segala kontroversinya. Namun, paling tidak bisa melihat seberapa visioner dengan tindakan pengistimewaan yang dilakukan terhadap hanya beberapa gelintir orang.

PLN di masanya, diperlakukan seperti ketika dirinya menangani surat kabar. Ada pos-pos yang diistimewakan. Mungkin, apa yang dipikirkan Dahlan mirip dengan tubuh manusia, ada bagian-bagian vital yang harus lebih dilindungi.

Mungkin bagian tubuh lain cedera, namun ketika bagian vital tidak terkena, suatu saat akan pulih kembali. Bagian vital dalam sistem listrik seperti jaringan SUTET tidak boleh mati, sekalipun badai datang menerjang.

Barangkali orang yang mengkritik tindakan pengistimewaan ini beralasan agar terjadi efisiensi. Namun, kenyataan berkata lain. PLN harus menanggung ganti rugi para pelanggannya, bahkan sampai memotong pendapatan seluruh karyawannya.

Walau sekilas, begitulah isi kepala Dahlan Iskan. Bagaimana menurut Anda?

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER