SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Tak Ada Bukti Sains Keberadaan Allah

Tak Ada Bukti Sains Keberadaan Allah

WARGASERUJI – Jika ada yang mengatakan ada bukti sains tentang keberadaan Allah, maka dipastikan karena tidak paham atau bodoh. Sampai detik ini, tak ada satupun bukti ilmiah keberadaan Allah.

Pasti, ada pembaca tulisan di atas langsung tak setuju. Sebaiknya, baca sampai akhir tulisan ini agar bisa melihat konteksnya.

Seorang muslim harus hati-hati. Seringkali terbawa semangat sehingga sedikit-sedikit menyebut suatu penemuan ilmiah sebagai bukti adanya keberadaan Allah. Akan dengan mudah dibantah para ilmuwan ateis jika seperti itu.

Seringkali pula, terlalu berharap adanya bukti akan menjebak seseorang menjadi ateis. Sikap ini yang pernah ada pada kaum Bani Israil semasa dipimpin Nabi Musa a.s.

وَإِذْ قُلْتُمْ يَٰمُوسَىٰ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”. [Surah Al-Baqarah, 2:55]

Saat zaman Nabi Musa, pemikiran manusia masih sangat primitif. Satu-satunya “sains” adalah ketika dapat terlihat dengan mata kepala (terobservasi). Saat itu, “bantahan ilmiah” keberadaan Allah diajukan.

Hingga saat ini seperti itu. Selalu ada ilmuwan-ilmuwan yang berhenti pada situasi tidak percaya adanya Allah karena tidak ada bukti yang memuaskan akalnya.

Keadaan Iman

Kalau demikian, bagaimana bisa ada orang beriman, khususnya, memiliki keyakinan terkait keberadaan Allah?
Keberadaan Allah tak mungkin terobservasi oleh sains sampai kapanpun, secanggih apapun. Yang ada, hanyalah tanda-tanda.
Ilustrasinya seperti seseorang yang hendak menuju suatu kota yang belum pernah didatangi. Namun, dirinya yakin kota itu ada walau belum pernah lihat sama sekali. Tanda-tanda keberadaannya sangat banyak, sehingga dengan sangat yakin mempercayai keberadaannya. Tanda-tanda itu bisa berwujud cerita orang-orang, foto-foto, citra satelit, dan lain-lain.
Tanda-tanda (sebut: ayat-ayat) di alam semesta sangat banyak, namun tentu sangat samar jika untuk menunjukkan keberadaan Allah. Ada tanda-tanda yang lebih kuat yang diterima manusia: mukjizat kenabian. Namun, tetap saja banyak orang yang tidak percaya.

Bisa jadi, orang-orang yang tidak percaya itu karena tidak melihat tanda-tanda, atau mengabaikan tanda-tanda. Atau, karena kepentingan tertentu sehingga membohongi orang agar tidak mempedulikan tanda-tanda itu. Atau, kesombongan berujung kedengkian.
“Golongan” kepentingan dan kesombongan inilah yang terbanyak dari umat ini. Mereka menikmati kondisi “tiadanya tuhan”, dengan mendapatkan fasilitas-fasilitas dan kedudukan di dunia. Kebanyakan mereka mengabaikan tanda-tanda. Hanya sedikit yang berusaha untuk menemukan lebih banyak tanda-tanda.

Tak heran, manusia yang masuk neraka lebih banyak dari yang masuk surga.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER