SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Para Pejuang Lingkungan yang Tegar dari Sukoharjo

Para Pejuang Lingkungan yang Tegar dari Sukoharjo

Predikat pejuang memang hanya pantas disematkan pada mereka yang tak surut oleh ancaman bahkan bui sekalipun. Dan itu saya saksikan pada para pejuang lingkungan di Sukoharjo yang melawan  arogansi pemilik modal PT RUM yang telah menebarkan polusi udara dengan bau busuk yang beracun.

11 November 2018 lalu saya mengikuti demonstrasi di depan halaman pemda Sukoharjo bersama ratusan pendemo lainnya. Saya tidak bisa mengikuti sejak pagi seperti yang lainnya karena saya harus ngantor dulu, setelah pulang kantor saya ganti baju di tempat kerja langsung berangkat menuju lokasi.

Saya dapat informasi demo tersebut dari pasien sore hari sebelumnya. “besok ada demonstrasi lagi ke pak Bupati dok, ‘ kata pasien.

“oh ya?! Besok saya gabung,” jawabku dengan semangat.

Saya termasuk korban terdampak limbah PT RUM, dan saya harus ikut berpartisipasi, saya tidak mau jadi orang yang hanya bisa ngomel-ngomel saja dengan bau busuk udaraku yang telah dicemarinya, dan sungguh pengecut sekali jika saya tahu ada aksi demo tapi saya tidak mau berpartispasi.

Sekitar jam 13 saya sampai lokasi, saya berkeliling ambil banyak foto dan merekam beberapa orasi. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah orasi dari bapaknya Brilian. Brilian adalah seorang napi yang dipenjara 4 tahun karena ikut membakar pos satpam lokasi pabrik PT RUM pada aksi demo setahun yang lalu. Yang dibakar hanya pos satpam dan tidak ada korban jiwa tapi hukumannya luar biasa berat. Hukum memang sangat tajam ke bawah

Saya menyaksikan keteguhan seorang bapak, meski anaknya dipenjara namun beliau tidak surut bahkan menyemangati para demonstran agar terus berjuang dan tidak gentar.

“Saya tadi di telefon Brilian dari penjara di Semarang, saya disuruh orasi menyemangati masyarakat yang ikut aksi demo. Brilian masih mahasiswa, telah banyak biaya yang kekeluarkan untuk pendidikannya, tapi sekarang dia harus mendekam di penjara karena memperjuangkan kalian semua masyarakat Sukoharjo agar terbebas dari bau busuk yang bikin pusing dan mual,” begitu salah satu isi orasinya.

Sekitar 15 menit bapak tersebut berorasi, disepanjang orasinya disambut pekikan peserta aksi  termasuk pekikan “Allahu Akbar”. Merinding saya mendengar orasi bapak tersebut. Saya berniat ingin mewawancarai bapak ini pasca turun dari mobil komando.

Namun ternyata orasi dilanjutkan oleh perkenalan anak berumur sekitar 5 tahun, bapaknya anak tersebut dipenjara juga bersama Brilian pada kasus yang sama. Saya tertegun sehingga momen untuk menemui bapaknya Brilian jadi terlewat.

Salut luar biasa, anak sekecil itu berani berdiri dipanggung orasi, tak tampak nervous sedikitpun. Rupanya dia “berorasi” melalui lagu perjuangan, suara khas anak-anak terdengar namun lirik lagunya menampakkan keberanian melawan ketidakadilan yang belum tentu orang dewasapun berani menyanyikannya didepan publik apalagi di depan penguasa.

Tunduk tertindas atau bangkit melawan

Karena diam adalah pengkhianatan

Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan

Rakyat pasti menang

Itulah sebagian lirik lagu yang dinyayikannya dan dia mengakhiri nyanyiannya dengan teriakan lantang ..Hidup rakyaaat..!!!

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER