Tulisan kali ini menceritakan tentangĀ pengalaman perjalanan senior saya, teman sejawat dr. Darisman Muis, SpKJ. Beliau merupakan dokter spesialis jiwa yang sudah sangat senior di Pekanbaru, pernah lebih dari 25 tahun menduduki jabatan direktur RSJ Tampan Pekanbaru.
Saya kenal beliau di GMKM, beliau adalah salah satu pengasuh di rubrik konsultasi Dokter Menjawab Seruji, kami belum pernah bertemu langsung, tetapi hubungan kami sudah terasa akrab dan dekat. Itulah uniknya kami yang tergabung di GMKM.
Memborong Makanan di Pedagang Kecil
Dua hari sebelum lebaran dr. Darisman dengan formasi lengkap keluarganya yang berjumlah 11 orang terdiri dari istri, anak, menantu, dan cucu, menempuh perjalanan dari Pekanbaru, Riau menujuĀ ke kampung halamannya Payakumbuh, Sumatera Barat dalam rangka menemui ibundanya yang sudah berusia 89 tahun.
Berlibur dan berkumpul dengan keluarga merupakan sesuatau yang indah, menyempatkan Ā rekreasi bersama ke lembah Harau yang sejuk dan cantik serta tak lupa menjelang waktu berbuka singgah di pasar Ramadhan. Pasar Ramadhan adalah pasar semacam CFD yang oleh Walikota disediakan Ā jalan untuk tempat jual beli para pedagang kecil. Pasar ini dibuka sejak habus dhuhur untuk persiapan pedagang menata meja dalam menjajakan makanan dan payung-payung untuk menaungi meja. Pasar ditutup sampai habis berbuka puasa.
Di sana banyak dijual makanan beliau diwaktu kecil, ada lemang tapai, bongko, ondel-ondel, salalauk, gulai ikan dll. Dan diboronglah itu makanan, walau terkesan mubazir tapi tidak apa-apa sebab niatnya ingin berbagi rejeki dengan pedagang kecil.
Genangan Air di Lapangan Disedot
Kemajuan dalam bidang keagamaan sangat terasa di kota Payakumbuh maupun Sumatera Barat yang kebetulan Wali Kota dan GubernurnyaĀ berasal dari PKS. Misalnya dahulu apabila malam hari menjelang lebaran hujan maka shalat Ied nya dipindahkan di jalan dan tidak teratur, tapi sekarang oleh walikota diperintahkan untuk disedot sehingga lapangan tetap bisa digunakan untuk sholat. Seperti yang terjadi dilebaran kali ini.
Setelah sholat Ied, keluarga berkumpul lagi di rumah orang tua, ibunya bercerita banyak tentang suka duka membesarkan anak-anak dan tak lupa pujian pada pak walikota pun dilontarkan yang dengan kerja keras timnya sholat Ied bisa berjalan dengan lancar.
Sopir Taxi Menolak Uang Tips
Keesokan harinya rombongan keluarga berangkat ke Hongkong. Rupanya maskapai penerbangan MAS pun juga punya penyakit delay sehingga jam 2 malam baru sampai di Hongkong.Ā Kesebelas orang tsersebut langsung menuju hotel dengan 3 taxi, uniknya sopir taxi disini tidak mau diberi uang tips kembalian yang 10 Dollar Hongkong.
Berada di negeri asing yang mayoritas penduduknya bukan muslim merupakan tantangan tersendiri untuk mencari makanan halal. Beruntung jaman sekarang ada internet yang bisa dimanfaatkan untuk mencari lokasi yang menjual makanan halal dengan lebih mudah. Demikian pula yang dilakukan keluarga dr. Darisman Muis, SpKJ.
Dilema Antara Menepati Janji dan Tobat
Setelah puas menjelajahi Hongkong dengan segala kelebihan dan kekurangannya, beliau dan keluarga melanjutkan perjalanan ke Macau. Ada janji kepada anak-anak yang belum ditepati bahwa beliau akan membolehkan anak-anaknya bermain casino setelah berumur diatas 18 tahun. Dahulu dr. Darisman suka sekali main casino. Dan sekarang umur anak-anak sudah diatas 18 tahun dan sedang berada dilokasi Ā yangĀ bisa dengan mudah mengakses permainan tersebut.
Sudah 3 kali beliau ke Macau danĀ main casino disana, pada saat itu Ā anak-anak disuruh menunggu di hotel, dan dijanjikan boleh ikut main setelah berumur 18 tahun. Ā Namun kali ini situasi menjadi sulit sebab beliau sudah tobat dan tidak ingin bermain casino lagi.
Akhirnya sebagai psikiater beliau memanfaatkan ilmunya untuk mengajak diskusi anak-anak. Setelah makan, kelima anaknya dikumpulkan.
āSaya serahkan pilihan sama kalian untuk main casino atau sebaliknya, Papa dulu memang suka mian casino di Genting Malaysia, Marina Bay di Singapura, bahkan di Monte Carlo Las Vegas. Ada yang menang dan ada juga yang kalah, pernah menang luar biasa banyak di casino Melbourne, tapi yang papa rasakan sekarang adalah rasa penyesalan dan berdosa seumur hidup,ā tuturnya.
Kemudian beliau kembali mempersilakan pada anak-anakanya untuk berfikir dan memilih mana yang baik. Alhamdulillah anak-anak memilih untuk tidak bermain dan tetap menganggap ayahnya sudah menepati janji.
Beliau kehilangan HP sewaktu naik kapal Fery, Ā besoknya ATM City Bank nya ketelan oleh mesin ATM nya. Lalu muncul pertanyaan, āApakah ini pembayar dosa saya sehingga HP hilang, ATM ketelan?ā
ATM tertelan tidak bisa diambil walau ada paspor karena SOP Bank di sana. Setiap ATM yang tertelan harus digunting apapun alasannya. Dari pengalaman tersebut belaiu menyarankan agar minimal bawa 2 ATM bila ke Luar Negeri, untuk jaga-jaga bila ATM tertelan di negeri orang.
Masjid Megah di Pusat Kota Hongkong
Dekat hotel Orchad Road tempat beliau menginap berdiri megah masjid 3 lantai. Lantai 1 difungsikan sebagai ruang serbaguna, lantai 2 digunakan untuk madrasah, lantai 3 untuk sholat. Jamaah sholatnya juga lumayan banyak sampai 4 shof laki-laki, namun Ā waktu itu tidak ketemu jamaah dari Indonesia. Ā Juga tidak terlihat jamaah wanita, mungkin tempatnya terpisah.

Masjidnya terawat dan bersih, Ā toiletnya juga bersih, tak kalah dengan bersihnya toilet di hotel-hotel di Indonesia. Bagus untuk ditiru bahwa Ā masjid tersebut menyediakan sandal khusus untuk berwudlu.

Naik Cable Car
Hari rabu beliau beserta keluarga menyempatkan jalan ke Ongoi Ngong Ping, pusat Buddha dengan naik cable car dengan harga tiket 200 Dollar Hongkong, kalau di-kurskan dengan rupiah jatuhnya mahal juga (764 ribu).
Pemandangan melalui cable car cukup indah. Di pusat Buddha tersebut sulit menemukan tempat sholat, akhirnya beliau memutuskan wudlu di toilet yang bersih dan cari tempat yang bersih untuk sholat.