Saya sangat sepaham dengan tantangan Fahri Hamzah yang ditulis pada akun Twitternya 18 desember 2018. Tantangan yang dipicu oleh pidato Prabowo tentang “Negara bisa punah” agar dijadikan tema debat capres.
Saya membayangkan andai KPU menyambut tantangan ini maka kita akan menyaksikan siapa capres yang menguasai persoalan sekaligus mampu menjawab persoalan. Tapi jangan sampai kita justru dipertontonkan kedua capres tak menguasai persoalan. Mereka yang menguasai persoalan saja belum tentu tahu cara menyelesaikannya apalagi jika persoalannya saja tidak paham. Gubrak deh…
Ketimpangan ekonomi yang begitu menganga antara konglomerat (1 persen dari jumlah penduduk) dan non konglomerat (99 persen dari jumlah penduduk) haruslah dijadikan tema besar bagi presiden harus ada usaha yang nyata memikirkan jalan keluarnya.
Maka tantangan FH sangat layak untk diterima KPU, kalau perlu waktu tidak usah dibatasi, biarlah para capres memaparkan pemikirannya semaksimal mungkin.
Berikut tweet lengkap Fahri Hamzah:
Ingin memancing perdebatan ilmiah tentang tema pidato capres @prabowo soal #NegaraBisaPunah tapi siapa Yg bisa menanggapinya secara ilmiah ya.?? Karena tema ini seharusnya judul besar dalam debat #Capres2019 ini. #Pilpres2019 akan seru kalau ini jadi perdebatan.
Di masyarakat awan, belum terlalu dipahami bahwa antara Ketimpangan ekonomi dan Negara Punah ada hubungannya. Itulah sebabnya pidato @prabowo bukan membawa kajian yang serius malah dicibir. Termasuk dari yang rada bisa mikir. Kecuali kalau semua sdh #GakMikir. #NegaraBisaPunah
Narasi yg dibawa prabowo tentang kesenjangan dan kepunahan negara menurut saya itu narasi global. sudah disuarakan intelektual kelas dunia. setidaknya ada 3 buku penting yg ditulis oleh para pakar pembangunan tentang betapa pentingnya dan relevannya isu itu.
#NegaraBisaPunah
1. Capital in the 21st Century (Thomas Piketty), 2. The Price of Inequality (Joseph E. Stiglitz), 3. Why Nation fail (Daron Acemoglu dan James Robinson). Ketiga buku ini mengulas secara teoris dan empiris kesenjangan sampai pada gagalnya sebuah negara. #NegaraBisaPunah
Saya sendiri menulis buku untuk melacak akar kemiskinan di rakyat kita dan mengapa kita bisa disebut belum sejahtera. Studi saya dibantu beberapa staf di kordinator kesra pimpinan @DPR_RI tidak saya mencoba melakukan kritik teori tapi juga evaluasi statistik. #NegaraBisaPunah
Saya memang belum membuat kajian tentang kerawanan yang dapat mengancam ke arah kepunahan negara. Tapi saya telah mulai menemukan akar ketimpangan yang cukup mengkhawatirkan. Memang bangsa kita punya Daya tahan. Tapi waktu bisa punya kehendak lain. #NegaraBisaPunah
Demikiankah waktu dan sejarah mengajarkan kita, imperium, kerajaan dan negara datang silih berganti, bangkit dan tumbang oleh waktu. Salah satu sebabnya, seperti yang digambarkan oleh sebagian dari 3 penulis di atas adalah soal ketimpangan ekonomi yg menganga. #NegaraBisaPunah
Thomas Piketty adalah ekonom Prancis yang banyak sekali melakukan studi tentang ketimpangan ekonomi. salah satu penyebab ketimpangan katanya; hampir di semua negara tingkat pengembalian modal selalu tumbuh lebih cepat 5 sampai 7 kali lipat dari pertumbuhan ekonominya.
Jadi, faktor modal jauh lebih diuntungkan dari pada faktor produksi lain seperti tenaga kerja atau upah buruh. Apa lagi di Indonesia, upah buruh per tahun dipatok dan harus mengikuti besaran angka pertumbuhan ekonomi, tidak boleh lebih. #NegaraBisaPunah
Sedangkan keuntungan pemodal bisa naik 5-7 kali lipat dlm tahun yg sama. Makanya Indonesia banyak memiliki konglomerat yang masuk orang2 terkaya dunia dan mereka menjadi elit ekonomi yang membangun kekuatan dan kendali dengan dengan dukungan elit politik. #NegaraBisaPunah
Global Wealth Report merilis 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% kekayaan penduduk. Dan 10% orang terkayanya menguasasi 75,3% kekayaan total penduduk Indonesia. . Ini fakta ketimpangan #NegaraBisaPunah
Sehingga ketika Prabowo mengatakan ekonomi kita di kuasasi segelitir elit, itu sangat masuk akal dan gejala ini bukan hanya terjadi di Indonesia, ini sudah menjadi isu dan permasalahan global. Sudah banyak elit dan para intelektual bicara tentang ini. #NegaraBisaPunah
Sekali lagi, suara pak @prabowo di Indonesia sangat relevan dan sangat mewakili suatu kecemasan. Beliau adalah anak begawan ekonomi Prof. Sumitro Djoyohadikusumo dan keluarga yang sangat “melek” dengan ekonomi suatu negara. #NegaraBisaPunah
Beliau juga mengurai apa yang juga saya urai dalam buku saya tentang income percapita 4000 USD. Saya malah menemukan angka 3800USD. Maka jika pendapatan inti didominasi oleh yg 1% maka kalau mereka dikeluarkan sisanya adalah 1900USD. Belum lagi faktor hutang. #NegaraBisaPunah
Gejala pemusatan ekonomi ada di mana2. Gerakan occupy wall street (2011) di New York akarnya adalah ketimpangan. Slogan ”We are the 99%” yang disuarakan para demonstran merujuk pada ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan di AS antara orang-orang kaya (1%). #NegaraBisaPunah
Gerakan ini menjadi masif, bahkan Stiglitz dalam bukunya The Price of Inequality menyebut peristiwa gerakan menumbangkan rezim di seluruh dunia, bahkan Arab Spring pun, disebabkan oleh akar ketimpangan ekonomi. Apakah ketimpangan akan menjadi gerakan politik di sini?
Kita tidak mau Indonesia mengalami apa yg dialami oleh negara2 Eropa barat sekarang. Ketika kecemasan menjadi perasaan umum. Sehingga sedikit saja pemerintah salah rakyatnya ngamuk. Gerakan #JaketKuning di Perancis hanya dipicu oleh kenaikan BBM sekali saja. #NegaraBisaPunah
Karena itu, pidato @prabowo adalah jalan keluar dan sekaligus katarsis bagi yg cemas bahwa kecemasan itu ada yang mewakili. Kita Harus memikirkan ini, kita harus atasi ini. Negara dalam ketimpangan adalah negara dalam ancaman kepunahan. #NegaraBisaPunah
Apalagi jika ketimpangan akibat Penguasaan elit ekonomi dan politik atas kekayaan negara harus dihentikan jika kita tidak mau menjadi negara gagal. Reformasi dan pembenahan institusi ekonomi dan politik menjadi mutlak dilakukan. Agar kekuatan dan kekayaan tersebar merata.
Semua institusi harus dibuat sedemokratis mungkin, tidak boleh ada institusi yang tak tersentuh. Semua harus terbuka aksesnya bagi masyarakat. Perbankan harus inklusif dalam menyalurkan kreditnya bahkan partai politik pun harus terbuka siapa pemodalnya. #NegaraBisaPunah
Bung Hatta meletakkan dasar berekonomi negara ini dengan falsafah demokrasi ekonomi, yaitu ekonomi yang bersumber dari, oleh dan untuk rakyat. Penguasaan ekonomi oleh segelintir elit jelas bertentang dengan falsafah itu. #NegaraBisaPunah
Maka, pidato @prabowo sebagai keturunan para pendiri koperasi dan perbankan sejak zaman dahulu adalah legitimate. Tapi karena beliau akan bertarung menuju kursi kekuasaan tertinggi di Republik ini, biarkan beliau bertarung dengan narasi itu. #NegaraBisaPunah
Sebagai calon presiden, @prabowo memang harus mengurai solusinya secara lebih nyata. Pidato itu adalah gugatan sekaligus proposal agar apa yg dicemaskan justru dapat kita atasi. Kepemimpinan adalah jawaban dan bisakah Prabowo meyakinkan rakyat? Selamat berjuang!