SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Dukungan Masyarakat ke Sekolah Bukan Hanya Dana dan Fisik

Dukungan Masyarakat ke Sekolah Bukan Hanya Dana dan Fisik

WARGASERUJI – Salah satu faktor penting dalam pengembangan pendidikan adalah dukungan masyarakat. Sejak diberlakukannya undang-undang nomor 20 tahun 2003 semua sekolah telah memiliki komite sekolah yang merupakan wakil masyarakat dalam membantu sekolah.

Masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi telah mengetahui betapa pentingnya dukungan mereka untuk keberhasilan pembelajaran di sekolah. Namun, dalam implementasinya banyak yang kurang memahami bentuk riil yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan potensi sekolah.

“Sebetulnya banyak sekali dukungan masyarakat pada sekolah. Namun sampai sekarang dukungan tersebut belum merata dan lebih banyak pada bidang fisik dan materi,” ungkap Koordinator PINTAR Tanoto Foundation Jawa Tengah, Dr Nurkolis MM dalam acara pelatihan praktik yang baik peran serta masyarakat di Hotel Megaland Solo, Kamis (7/2).

Nurkholis menyebut beberapa contoh bantuan yang sering diberikan, seperti pembangunan gedung, merehabilitasi sekolah, memperbaiki pagar, dan sebagainya.

“Padahal, masyarakat juga dapat membantu pembelajaran, seperti menjadi guru bantu/guru tamu, narasumber, guru pengganti, mengajarkan kesenian, keterampilan atau agama,” katanya.

Semua lapisan masyarakat, baik kaya atau miskin berpotensi membantu sekolah untuk mendukung proses pembelajaran anak-anak mereka. Namun, hal ini bergantung pada cara sekolah mendorong peran serta masyarakat (PSM) agar mau membantu.

“Cara-cara tersebutlah yang pada pelatihan ini menjadi fokus pembahasan bagi sekolah mitra PINTAR Tanoto Foundation–Universitas Sebelas Maret di Surakarta,” ujar Nurkolis.

Selama kegiatan, peserta lebih banyak dipandu untuk berbagi gagasan, melihat contoh praktik yang baik, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam penyelengaraan pendidikan di sekolah. Dan yang paling utama adalah memberikan solusi serta merumuskan rencana tindak lanjut pengembangan sekolah dengan melibatkan PSM secara maksimal.

“Semua pihak bisa dilibatkan untuk membangun dan mengembangkan sekolah. Kalau di perkotaan seperti Surakarta, yang paling tepat adalah partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran dan keahlian. Sumbangan pemikiran, dan keahlian sangat diperlukan,” jelas Nurkolis kepada peserta pelatihan.

Contoh sumbangan pemikiran, lanjutnya, ketika sekolah sedang menyusun rencana kerja sekolah (RKS), Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), masyarakat bisa memberikan masukan-masukan, ide-ide atau pemikirannya untuk kemajuan sekolah.

Contoh lainnya, semisal Komite bersama guru menggelar ‘kelas inspirasi.’ Orangtua siswa dengan beragam profesi datang ke sekolah, bercerita tentang pengalaman belajar dan pekerjaannya sehingga menghadirkan inspirasi,  motivasi, sekaligus kebanggaan anak terhadap orang tuanya.

Doktor Manajemen Pendidikan ini juga menjelaskan, kunci untuk mengaktifkan PSM adalah manajemen sekolah yang transparan, akuntabel, dan partisipatif. PSM juga akan terwujud bila sekolah melakukan pendekatan dan terbuka kepada masyarakat baik yang terkait program maupun keuangan.

Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Drs. Nur Achmad mengungkapkan bahwa peran serta masyarakat perlu didorong secara bersama-sama agar bisa bersinergi dengan sekolah. Mereka memiliki waktu untuk menyesuaikan dengan kurikulum sekolah misal full day school agar dampak pendidikan di sekolah dapat lebih terasa. Baik itu pendidikan karakter maupun pendidikan akademis.

“Orang tua perlu kita dorong untuk lebih bisa mengikuti perkembangan jaman. Sebelumnya masih banyak yang berpikir pendidikan hanya di sekolah dan hanya menjadi tanggungjawab sekolah,” ungkap Nur Achmad.

Padahal, katanya, dengan kompleknya kurikulum, orang tua memiliki peran aktif untuk mengawal pendidikan anak. Bukan hanya di sekolah tetapi dikawal di rumah juga sehingga bisa bersinergi dan saling melengkapi.

Pelatihan penguatan peran strategis PSM bagi mitra UNS dan UIN Walisongo semarang dilaksanakan dalam 2 tahap. Pada tahap pertama, kegiatan diikuti oleh 38 peserta yang berasal dari 9 sekolah mitra PINTAR Tanoto Foundation–UNS, dari unsur kepala sekolah, guru senior, komite sekolah, pengawas dan fasilitator kota dari Kecamatan mitra di Surakarta.

Pelatihan difasilitasi oleh Dosen-dosen Fasilitator UNS-PINTAR Tanoto Foundation bidang manajemen yaitu Dr. Marmoah, M.Pd., Dr. Chumdari, M.Pd, dan Sukarmin, PhD.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER