Pilpres yang tidak lama lagi membuat para petinggi partai politik semakin sibuk. Mereka sibuk untuk melakukan lobi dan pendekatan kepada kandidat yang diperkirakan akan mempunyai peluang untuk menang dalam pertaungan pilpres setahun lagi. Jika kandidat yang diusung menang, tentu saja akan ada peluang untuk berkiprah dalam pemerintahan, walau hanya satu atau dua mentri.
Joko Widodo alias Jokowi kader PDIP sebagai patahana yang diusung PDIP, banyak dilirik oleh partai pendukung pemerintah. Secara bergantian partai pendukung pemerintah telah menyatakan dukungannya pada Jokowi. Tinggal yang masih jadi pertanyaannya adalah siapa yang akan jadi pendamping Jokowi. Walau PKB mengusulkan Cak Imin sebagai calon wakil presiden untuk Jokowi, tapi belum ada lampu hijau untuk Cak imin. Masih butuh waktu dan lobi yang intensif agar partai pendukung yang lain bisa menerimanya.
Saat ulang Tahun ke 10, Gerindra mengumumkan bahwa Gerindra kembali mengusung Prabowo untuk dijadikan capres pada pilpres 2019 nanti. Sebagaimana yang sudah kita dengar dari berbagai media, Gerindra, PKS dan PAN melakukan koalisi di lima daerah pada pilkada ditahun 2018. “Koalisi ini merupakan bagian dari langkah strategis politik sebagai batu loncatan untuk berkoalisi pada pilpres 2019”, ujar Sohibul Iman, Presiden PKS. Meski belum resmi menyatakan dukungan kepada Prabowo, namun PAN mengisyaratkan ingin merapat ke Partai Gerindra.
Demokrat sampai saat ini belum menentukan sikap mau mendukung kandidat yang mana? Demokrat mencoba untuk mendekati Jokowi, namun peluang untuk bisa menjadikan AHY sebagai pendamping Jokowi masih butuh jalan panjang. Partai pendukung Jokowi tentu tidak akan mudah menerima calon Demokrat. Apalagi partai besar seperti Golkar dan PDIP yang merupakan partai pendudkung pemerintah, juga mempunyai banyak calon potensial untuk dijadikan kandidat sebagai calon wakil presiden.
Pilihan untuk bergabung mendukung Prabowo juga butuh jalan panjang agar bisa menjadikan AHY sebagai pendamping Prabowo. PKS sebagai partai yang sudah lama berkoalisi dengan Gerindra telah memajukan 9 nama kadernya yang potensial untuk jadi kandidat wakil presiden dan bahkan sebagai kandidat presiden. Jika ingin maju mendukung salah satu kandidat yang sudah siap untuk maju, maka peluang AHY untuk jadi calon wakil presiden sangat tipis dan butuh jalan panjang.
Pilihan yang lain adalah demokrat mencari teman koalisi. Peluangnya ada pada PKB, jika PKB kecewa dengan Jokowi. AHY bisa menjadi calon Presiden dan Cak Imin sebagai calon wakilnya. Namun untuk mencapai presidential Threshold yang 20 Persen, harus ada tambahan suara dari partai lain. Mungkinkah PAN akan dapat diajak? Kemungkinannya masih ada. Sinyal ini pernah diberikan oleh Amin Rais Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional yang menyatakan bahwa PAN belum tentu dukung Prabowo, namun dia meminta PAN agar tidak mendukung Jokowi. (Elfizon Amir)
Sense of business…PRAGMATISnya norak