SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Berani bercita-cita Menjadi Politisi

Berani bercita-cita Menjadi Politisi

Bercita-cita menjadi dokter, insinyur, guru, pilot dan profesi populer lainnya sangat jamak kita temui di lingkungan kita. Ada yang bercita-cita hanya karena latah sehingga antara cita-cita dan usaha tidak berbanding lurus, misal bercita-cita menajdi tentara tapi tidak rajin gosok gigi, padahal kesehatan gigi merupakan salah satu hal penting dalam seleksi menjadi tentara. Ada pula yang serius bercita-cita dan dibuktikan dengan berusaha keras untuk mewujudkan.

Jarang ditemukan ada anak-anak yang bercita-cita menjadi politisi, mungkin karena lingkungan anak tidak memberikan pemahaman yang benar tentang profesi politisi ini. Banyak yang berpendapat bahwa politik itu kotor, mungkin mereka berpendapat begitu karena mereka melihat para politisi melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya termasuk cara-cara kotor dan tidak halal lainnya.

Padahal politik adalah ambisi untuk mewujudkan gagasan dan keyakinan, serta memperjuangkan kepentingan orang banyak. Tapi mungkin masyarakat kurang memahami ini, tak terkecuali politisi itu sendiri. Maka tak jarang kita temui para politisi yang tak punya gagasan dalam pengelolaan negara tapi duduk di struktur partai bahkan punya jabatan politik.

Disinilah peran partai politik diperlukan. Partai politik merupakan kumpulan para politisi, partai politik menyatukan para politisi yang mempunyai kesamaan ideologi perjuangan. Parpol harusnya bisa berperan sebagai sekolah bagi masyarakat untuk mendapatkan ilmu politik.

Kegiatan pengkaderan harusnya merupakan bagian utama dalam kegiatan mereka, sistem pengkaderannya dibuat sedemikian rupa sehingga calon-calon kadernya diberi ruang untuk berimajinasi bagaimana menemukan ide untuk menjalankan negara. Dan mereka diberi lahan untuk mengasah skill memimpin.

Tapi tampaknya kebanyakan parpol di Indonesia saat ini hanya bergerak pragmatis, hanya fokus pada cara-cara memenangkan perebutan jabatan politik tanpa ruh perjuangan untuk mewujudkan ide yang meyakinkan dalam memperbaiki negeri ini agar menjadi negara yang kuat dan bermartabat.

Saya membayangkan sungguh indah bila parpol punya peran signifikan dalam menyalurkan cita-cita anak yang ingin manjadi politisi, sejak dini anak-anak sudah familiar dengan parpol dan pola-pola kepemimpinan. Sejak dini anak-anak sudah peduli dengan pengelolaan negara. Pagi sekolah formal di sekolah fomal, sore sekolah politik di kantor parpol.

Apa yang saya bayangkan tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil, toh banyak juga lembaga yang berperan penting dalam penyaluran cita-cita anak lainnya, semisal anak yang pengen jadi penyanyi maka ada lembaga yang fokus pada peningkatan skill anak dalam bernyanyi.

Sungguh tragis bila parpol hanya dijadikan baju untuk mengantarkan seseorang yang sebenarnya bukan politisi untuk menjadi pejabat politik. Bukan politisi disini maksudnya orang yang tidak punya gagasan untuk memperjuangkan kepentingan orang banyak.

Sungguh tragis bila pejabat politik berpandangan bahwa jabatannya adalah sarana untuk mengumpulkan uang, bukan sarana untuk mewujudkan gagasan. Dan hal ini sepertinya yang sedang dialami Indonesia pada saat ini.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER