“Tadinya mau puasa ngetwit sampai lebaran, tapi begitu baca berita ini batal dah puasanya… https://t.co/HD9UiTnX9P ” twit Iwan Fals melalui akun twitternya pada 10 Juni 2018.
Twit tersebut mengomentari berita yang mengabarkan bahwa PAN akan mengajukan 4 nama untuk maju sebagai calon presiden 2019 di mana salah satu nama tersebut adalah Amien Rais.
Secara implisit twit tersebut mengandung arti dan dapat diterjemahkan membulli pak Amien Rais yang akan maju capres di 2019.
Mengapa Iwan Fals mengatakan demikian?
Andaikata karena dia tidak sepakat dengan langkah Amien Rais, sebagai publik figure dan orang yang semakin dewasa, mestinya dia mendorong orang-orang yang qualified untuk berpartisipasi aktif menjadi capres. Sehingga ada banyak pilihan capres. Lalu siapapun yang nantinya terpilih adalah putra terbaik bangsa yang mumpuni untuk memimpin bangsa sebesar Indonesia.
Sebagai orang tua, mestinya Iwan Fals ‘mendidik’ anak-anak muda untuk sportif dan berkompetisi dengan sehat. Namun sayang, dalam hal ini, belum apa-apa, Iwan Fals terkesan sudah menghalangi langkah orang lain.
Padahal, di negara demokrasi, setiap warga negara di mata hukum adalah sama. Hak memilih dan dipilih. Setiap orang punya hak untuk menjadi capres dalam kompetisi pilpres selama memenuhi kualifikasi yang ditentukan oleh penyelenggara pilpres sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
Sudah lama saya kandangkan lagu-lagu beliau yang memposisikan pro rakyat, Iwan mangkrak