SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Reuni 212 Bukti Ummat Islam Cinta Damai

Reuni 212 Bukti Ummat Islam Cinta Damai

Reuni 212 sebuah kegiatan untuk menjalin silaturahim antara ummat yang menginginkan sebuah perubahan dinegeri ini.  Ini sekaligus merupakan bukti bahwa ummat Islam cinta damai.  Kegiatan yang berawal dari aksi 2 Desember 2016 lalu ini memperlihatkan bahwa ummat islam bukan pembuat onar atau terosis yang harus ditakuti.  Ummat islam pembawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.  Walau dengan masa lebih dari tujuh juta yang berkumpul disatu tempat, namun lingkungan tetap terjaga. Tidak ada rumput yang terinjak, tidak ada bunga yang gugur dan tidak ada sampah berserakan. Semua peserta aksi duduk tertib dan bergerak dalam satu komando.

Pada aksi yang kembali digelar tahun ini, berduyun duyun peserta datang dari berbagai pelosok. Mereka yang dekat lokasi datang dengan jalan kaki. Sedangkan yang jauh, datang dengan menaiki kendaraan dua, empat atau kereta api.  Bahkan ada yang datang dari luar pulau jawa dengan mencarter pesawat.  Sebuah semangat yang luar biasa untuk menghadiri sebuah aksi.  Jutaan manusia tumpah ruah hadir disilang monas memenuhi seruan para ulama.

Berbagai komentar muncul.  Ada yang pro dan sebaliknya komentar negatif datang dari mereka yang berseberangan.  Dimedia sosial muncul berbagai meme dan komentar yang mereka tidak suka reuni 212.  Ucapan sinis dan bahkan hujatan tidak jarang kita temukan.  Juga ada yang berniat untuk membentuk aksi tandingan.  Walau ada diantaranya yang sedikit lembut mengatakan bahwa reuni 212 tidak lagi diperlukan.

Terlepas dari pro dan kontra dimedia, aksi 212 adalah hak yang dijamin oleh konstitusi.  Kemerdekaan berpendapat dapat dijalankan selagi tidak melanggar undang-undang.  Sesuai undang- undang yang berlaku siapapun boleh berkumpul dan mengekspresikan suara hatinya.  Syaratnya tidak mengganggu dan tidak merusak tatanan yang sudah ada.  Tidak menimbulkan kerusakan dan tidak anarkis.

Aksi 212 sudah berjalan 3 kali dengan jumlah masa yang luar biasa.  Ketiga aksi yang dijalankan juga memperlihatkan suasana yang luar biasa.  Tidak sehelai rumputpun yang rusak dan tidak sebatangpun tanaman ynag patah.  Jangankan sampah bekas bungkusan yang ditemukan, sebutir nasipun tidak ada yang tercecer.  Padahal ini adalah aksi yang terlama.  Mulai berkumpul lewat tengah malam, berakhir setelah shalat zuhur. Kurang lebih 12 jam manusia berkumpul, namun setelah aksi terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa.  Susunan taman tidak berobah, kebersihan tetap terjaga dan tidak ada barang yang rusak.

Tidak terdengar hiruk pikuk kekurangan nasi bungkus, tidak adanya manusia yang cedera karena anarkis.  Tidak diperlukan gas air mata untuk membubarkan masa.  Masa kembali pulang dengan tertib setelah aksi selesai.  Aparat keamanan tidak disibukkan dengan ulah manusia yang membuat onar.  Bahkan aparat menyatu dengan para peserta aksi, ikut zikir bersama, shalat tahajud bersama dan juga bersama mendengarkan orasi dan tasiah para ustadz.

Tahun 2018, aksi ini bahkan diperluas bukan hanya untuk mereka yang dulu terlibat dalam aksi 212 tahun 2016.  Aksi ini terbuka juga untuk mereka yang belum pernah hadir sebelumnya.  Juga untuk para penyandang disabilitas serta para pemuka agama lain yang bukan muslim.  Mereka menyatu membangun silatrahim untuk membuktikan bahwa anak bangsa indonesia cinta damai, saling menghargai satu sama lain dan bisa saling bersinergi untuk kejayaan bangsa ke depan.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER