KENDAL, WARGASERUJI – Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation memfasilitasi para pelaku pendidikan di Asia untuk berkolaborasi dan menemukan praktik baik pendidikan. Pelaku pendidikan yang tergabung dalam Asia Philantrophy Circle (APC) dan filantropi Indonesia diajak untuk melihat langsung pola pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh PINTAR di Kabupaten Mitra yaitu Kendal dan Semarang.
“Sebagai pemimpin kluster pendidikan di organisasi filantropi Indonesia, Tanoto Foundation memiliki kepedulian untuk berbagi pengalaman dan memfasilitasi agar terjalin sebuah pertukaran ide dan kolaborasi yang baik antar sesama filantropi pendidikan. Oleh karena itu, 2 hari ini kami mengajak mereka untuk berkunjung ke mitra di Kendal dan Semarang. Melihat secara langsung implementasi disekolah dan langsung berdiskusi dengan stakeholder pendidikan mitra,” kata Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation Stuart Weston disela-sela kunjungan ke Kendal, Rabu (27/2).
Selama kunjungan, 20 orang dari 12 lembaga filantropi diajak untuk berkunjung ke pelatihan fasilator baru untuk diseminasi program PINTAR di SDN 2 Pegulon Kendal, kemudian mereka berdiskusi dengan Dinas Pendidikan dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kendal. Setelah itu mereka mengunjungi MI NU 53 Turunrejo, SDN 1 Brangsong, dan terakhir mereka melihat pelaksanaan pelatihan peran serta masyarakat mitra UIN Walisongo di Semarang.
“Mereka cukup terkejut dengan berbagai capaian program PINTAR di Kendal. Dalam waktu yang singkat, sekitar 5 bulan, banyak sekali perubahan yang terlihat, baik dalam manajemen sekolah, peran serta masyarakat, pembelajaran aktif, dan juga pengembangan budaya baca,” ungkap Stuart.
Kepala Perencanaan Strategis dan Kemitraan Tanoto Foundation Paul Collet menjelaskan, pada 2017, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Asia Philanthropy Circle meluncurkan buku panduan berjudul Katalisasi Penghidupan Produktif: Panduan Intervensi Pendidikan Melalui Jalur Akselerasi untuk Skala Besar dan Dampak Maksimal.
Dalam buku panduan tersebut, terdapat empat rekomendasi bagi lembaga filantropi untuk fokus dalam kegiatan meningkatkan kualitas pendidikan: kualitas guru, kepemimpinan guru dan tata kelola sekolah, pendidikan dan pengembangan anak usia dini, dan pendidikan kejuruan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal Drs Sutadi dalam sambutannya kepada peserta filantropi menyebutkan bahwa, kunci sukses implementasi program PINTAR di Kendal yaitu keterbukaan terhadap kolaborasi dengan berbagai pihak. Apalagi terhadap program PINTAR yang notabene memiliki semangat yang sama dalam perbaikan pendidikan.
Mariska Estelita salah satu peserta dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengungkapkan bahwa dirinya melihat kerjasama yang dibangun oleh PINTAR ini memiliki keunikan. Kenunikan tersebut adalah dengan cara melibatkan semua elemen pendidikan. Mulai dari Pemerintah daerah baik berupa MOU atau perjanjanjian kerjasama yang legal dan jelas, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan /Universitas, komite sekolah, guru, Kepala Sekolah, Pengawas, Korwil, kepala desa, perpustakaan dan semua lembaga didaerah yang ada kaitan dengan pendidikan.
“Semua bisa bersinergi dan secara holistic, mereka terbuka dan berinisitaif untuk menghadirkan pendidkan yang terbaik. Ini yang menarik dari Program PINTAR, sehingga kami sangat tertarik untuk berbagi dan berkolaborasi,” ungkap Mariska dengan antusias.
Tindak lanjut dari kunjungan ini, para filantropi sepakat untuk membuat komunitas pendidikan yang lebih kuat di Indonesia, kemudian mereka akan juga berbagi program untuk saling melengkapi, berbagai softwere internal dan pertukaran ide kretif lainnya.