WARGASERUJI – Otak sempurna, percuma jika tak digunakan. Rugi kalau tak tahu cara menggunakan.
Otak ketika bayi lahir memiliki 100 milliar neuron dan terus tumbuh. Bahkan, menurut penelitian mutakhir, tetap tumbuh hingga lanjut usia.
Jumlah neuron seorang bayi setara dengan sepuluh kali hewan tercerdas di dunia, seekor simpanse. Neuron-neuron ini saling terhubung membentuk jaringan terumit sejagat raya dengan hanya berukuran kecil untuk mengisi ruang tengkorak.
Kedahsyatannya, tak terkira, siapapun punya potensinya. Dengan batasan kemungkinan tak terhingga, manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya. Lihatlah, bagaimana peradaban kecanggihan teknologi, hasil olah otak tanpa batas, mulai sebuah ponsel pintar hingga pesawat luar angkasa.
Bagaimana menggunakannya?
Kemampuan otak bergantung jumlah dan kualitas hubungan antar neuron. Hubungan-hubungan antar neuron akan semakin banyak bila dirangsang. Rangsangannya? Berpikir. Semakin berpikir, maka kapasitas kemampuan otak semakin meningkat.
Adakah yang merasa bodoh? Itu keliru. Lebih tepatnya, malas berpikir!
Saat mengambil buku karena ingin membaca, otak berada dalam kondisi sadar. Tanpa terpikir (baca : tanpa disadari), kaki melangkah mendekat, tangan terjulur, jemari membuka dan mengapit buku. Pikiran sadar dan bawah sadar baru saja dilakukan.
Belajar naik sepeda, pasti menggunakan pikiran penuh kesadaran. Hasilnya, jatuh berulang-ulang. Setelah mahir dengan ribuan pengulangan, naik sepeda sambil ngobrol atau sambil melamun pun bisa, sudah tidak dipikirkan lagi, bawah sadar. Jika melakukan sesuatu sudah tidak perlu menggunakan pikiran sadar, maka sudah disebut ahli.
Standar orang bisa disebut ahli, jika sudah berpengalaman lebih dari 10.000 kali melakukan hal yang sama berulang-ulang. Contoh pekerjaan yang sangat memperhatikan jumlah pengalaman adalah pilot, diukur dari jam terbangnya. Semakin lama jam terbangnya, semakin diakui keahliannya.
Jadi, ada tempat dalam otak yang kapasitasnya tak terbatas, namun hanya bisa diisi dengan aktifitas berfikir yang berulang-ulang. Orang menyebutnya pikiran bawah sadar. Kemampuan seperti ini sudah disebut keterampilan atau keahlian.
Ketika sudah masuk ke dalam otak bawah sadar, maka tidak akan mudah terhapus, karena akan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Bukankah bila sudah bisa naik sepeda maka seumur hidup pasti tak akan lupa caranya naik sepeda?