SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Tuhan-tuhan Baru

Tuhan-tuhan Baru

Nabi baru? Sudah usang, tren lama. Sekarang, tuhan-tuhan baru.

Materialisme membutakan nalar. Ketika hidup tanpa keyakinan, mengikuti sogokan kemewahan, untuk kemudian menghamba ke pemegang kuasa dunia. Tuhan baru tercipta.

Syahadat tuhan baru, segala puji untuknya segala salah untuk lainnya. Persis langkah kampanye, buah busuk demokrasi.

Demokrasi sudah menjadi monumen sejarah berpindahnya kekuasaan Tuhan ke tangan manusia. Maklumlah kalau kemudian tuhan-tuhan baru bermunculan, dengan segala keangkuhan tanpa menyadari kekurangan dan kejahilan.

Sifat-sifat tuhan sudah mulai diambil alih. “Segala puji” sudah dilekatkan ke personal. Sedangkan “segala nista” untuk pesaing kekuasaan. Demi kekuasaan, citra tak pernah salah selalu terpuji menjadi tema sehari-hari.

Berharap dunia menjadi lebih baik? Lebih damai sepenuhnya di tangan manusia? Mustahil. Angan-angan sesat. Kehancuran umat itu pasti, berupa kiamat. Sedangkan kebanyakan manusia tak mau lewatkan sedetikpun berfoya-foya tanpa terpikir akhirat.

[Surah Al-An’aam,6:116]
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Arah baru dunia, akan selalu memburuk. Manusia punya batas untuk kemudian punah. Hanya menunggu untuk saling bunuh saat sumber daya habis. Saat itu, kesesatan merajalela.

Lantas, bagaimana dengan kemegahan ilmu pengetahuan manusia sekarang? Sungguh, itupun menjadi fitnah besar di kala haq dan bathil tercampur baur. Tahukah bahwa mengagungkan ilmu pengetahuan itu termasuk mengambil alih keangkuhan milik Tuhan?

[Surah Al-Qasas,28:78]
قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَ

[Surah Al-Qasas,28:78]
Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

Dunia sekadar ujian. Satu, apakah akan berbuat baik dalam kondisi apapun. Dua, lebih penting, memilih Sang Pemilik Alam Semesta sebagai Tuhan dengan meninggalkan tuhan-tuhan jejadian.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER