Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia sudah lima kali berkunjung ke Sumatera Barat selama dalam masa periode pemerintahannya. Sejumlah proyek dan infrastrukturpun telah diresmikan Jokwi di ranah minang. Mulai dari peresmian Keretapi Bandara Internasional Minangkabau, pembagia sertifikat gratis sampai revitalisasi kawasan seribu rumah gadang di Solok Selatan. Jokowi yang kalah dalam pilpres 2014 dari Prabowo di Ranah Minang berusaha untuk menarik hati masyarakat pemilih Sumatera Barat agar dapat tempat untuk dipilih kembali dalam pilpres 2019.
Ternyata perhatian Jokowi bukan hanya pada masyarakat Minangkabau, Jokowi juga berusaha untuk menarik simpati ummat islam yang telah sempat terluka karena kebijakan pemerintahannya yang cendrung untuk tidak memihak kepada ulama dan umat islam. Ummat merasakan seakan ulama dipinggirkan, sementara pendukungnya dirangkul. Bagi siapa yang mau dirangkul akan mendapat fasilitas dan bagi yang tidak mau dirangkul akan dipinggirkan.
Untuk meredakan gejolak ummat, Jokowi memilih Kiyai Ma’ruf Amin sebagai calon pendampingnya dalam pilpres 2019. Para pengurus partai pendukung dan Jokowi berharap keberadaan Ma’ruf Amin dapat mendongkrak perolehan suara Jokowi yang diperkirakan akan jeblok jika salah dalam memilih cawapres. Tapi ternyata Ma’ruf Amin juga punya catatan khusus bagi ummat Islam, karena Ma’ruf Amin adalah salah satu pendukung Islam Nusantara yang banyak ditunggangi kaum liberal.
Pemilih di Sumatera Barat yang lebih dari 90 % adalah ummat islam juga merasakan hal yang sama. Meskipun ummat Islam menghargai ijtihat Ma’ruf Amin, namun dalam sikap sebagaimana yang disampaikan oleh Gusrizal Gazahar Ketua MUI Sumatera Barat, mayoritas ummat Islam Sumatera Barat mendukung MUI Sumatera Barat untuk tidak menerima konsep Islam Nusantara.
Melihat kondisi seperti ini apakah usaha Jokowi selama dalam kepemimpinannya menakhodai republik ini dan telah berusaha untuk mengambil hati rakyat Sumatera Barat akan berbuah hasil? Artinya perolehan suara Jokowi yang dulunya rendah akan bisa didongkrak. Mungkin saja disaat Jokowi dulu mulai mendekat, hati masyarakat Minang sudah mulai sedikit mencair. Namun dengan adanya cawapres pilihan Jokowi saat ini, bisa saja akan membeku kembali. Harapan dapat mendongtrak suara bahkan mungkin bisa sebaliknya, anjlok lebih dalam.
Sepertinya tim sukses Jokowi perlu memikirkan strategi yang lebih jitu untuk mendongkrak suara kandidatnya di Sumatera Barat. Walaupun ada yang tidak nyaman, namun masih ada peluang untuk melunakkan hati yang mulai kembali membeku. Rakyat Sumatera Barat yang terkenal cerdas dalam menentukan pilihannya, mereka mengerti dengan apa yang telah terjadi serta apa yang bakal terjadi nanti jika salah dalam menentukan pilihan. Semoga pilpres 2019 nanti menjadi arena kompetisi yang sehat dan menjadi jalan untuk membangun negeri ini ke arah yang lebih baik.