Puasa merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Perintah ini terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya “ Hai orang orang yang beriman. Diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang yang bertakwa”.
Puasa di bulan ramadhan punya makna yang dalam untuk pembinaan rohani seorang muslim. Dengan berpuasa yang benar, seorang muslim dilatih untuk bisa menahan nafsu dan emosi agar dapat mengendalikan diri sehingga mampu menjadi manusia yang berbudaya tinggi.
Latihan ini dilaksanakan selama sebulan penuh. Dengan latihan yang benar, seorang muslim akan mampu menjadi seorang yang berjiwa besar pada bulan lain diluar ramadhan.
Secara fisik, ternyata puasapun punya pengaruh yang besar terhadap kesehatan seorang anak manusia. Di dunia kedokteran, puasa sering dilakukan pada pasien dengan persiapan untuk operasi dan pada pasien yang akan dilakukan pemeriksaan tertentu seperti, pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan endoskopi ataupun untuk pengobatan pasien dengan perdarahan saluran cerna akibat penyakit liver.
Puasa di bulan ramadhan berbeda dengan seseorang yang lupa makan karena kesibukan kerja atau seseorang yang kehilangan nafsu makan akibat persoalan yang membebani kepalanya. Di bulan ramadhan seseorang puasa karena ada kewajiban sebagai seorang muslim untuk puasa.
Sebagai seorang muslim, kita ikhlas melaksanakan puasa untuk menahan makan, minum dan menahan emosi. Keikhlasan ini punya dampak yang besar terhadap psikologi seseorang. Seseorang yang ikhlas, saraf otaknya akan rileks. Akibatnya saraf simpatis dan parasimpatis yang sangat dipengaruhi oleh emosi akan menjadi seimbang. Dan badanpun akan rileks tanpa beban.
Saraf simpatis bila terangsang akan membuat seseorang emosi. Matanya merah dan tangannya bahkan gerahamnya gemetar. Perutnya kembung dan buang air susah. Jantungnya akan berdebar kencang bahkan tak jarang, dadanya akan terasa sesak. Sebaliknya saraf parasimpatis bila terangsang akan membuat seseorang perut melilit, mencret, keringat dingin, tidur susah, gelisah, takut dan cemas. Pada lambung akibat rangsangan para simpatis ini, asam lambung akan banyak. Banyaknya asam lambung akan membuat perut terasa nyeri. Sendawanya kadang-kadangpun asam
Karena berpuasa dilaksanakan dengan ikhlas untuk beribadah maka simpatis dan para simpatis akan berada dalam kondisi berimbang dan normal. Akibatnya walaupun perut tidak ada isinya, namun dia tidak kembung. Asam lambung jumlahnya tetap berimbang dengan mukus sebagai pelindung mukosa lambung.
Dengan demikian dinding lambung tetap terlindungi dari kerusakan akibat asam lambung yang phnya 2 sampai 3. Juga tetap terlindung dari kerusakan aibat pepsin yang disediakan untuk mencerna protein. Makanya jarang kita mendengar orang berpuasa akan menderita sakit maag. Sakit maag sering kita temukan pada mereka yang sering terlambat makan akibat sibuk kerja.
Pada orang yang sering makan, disamping perutnya tambah gendut akibat penumpukan lemak, juga membuat sel beta di kelenjer ludah perut akan kelelahan karena tak punya waktu istirahat. Kenapa? Karena sel beta ini berfungsi menghasilkan hormon insulin guna mentransfer gula dari darah ke dalam sel. Akibat tak pernah lapar, insulin selalu dibutuhkan. Sel beta selalu bekerja dan suatu saat dia lelah.
Jika sel beta lelah, insulin yang diproduksi mutunya tidak baik, sehingga proses transfer glukosa dari darah ke sel jadi terganggu. Akibatnya gula menumpuk dalam plasma, sementara dalam gula sebagai sumber kalori berkurang. . Bila insulin tidak ada, gula akan menumpuk di darah. Inilah yang dikenal dengan nama sakit gula atau diabetes.
Pada orang yang puasa, ada kesempatan sel beta untuk istirahat. Karena selama siang hari perut kosong dan gula darah tidak tinggi. Sehingga tidak dibutuhkan insulin untuk mentransfer gula ke dalam sel. Sebaliknya pada saat puasa yang bekerja adalah sel alfa untuk menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon akan mengeluarkan gula dari sel ke dalam darah untuk bisa dimanfaatkan.
Jadi puasa dapat merupakan salah satu cara untuk bisa hidup sehat.