BATAM – Bagi banyak orang terutama wanita, kecantikan dan keelokan rupa menjadi hal wajib yang harus dirawat. Betapa banyak kini kita temukan di berbagai tempat begitu menjamur salon-salon kecantikan maupun produk-produk kecantikan yang dijual di pasar.
Mulai dari perawatan rambut, kulit, wajah, alis, bulu mata, bibir, tangan, kaki, tubuh, kuku, telinga, mata, hingga tak ketinggalan gigi serta bagian intim dari organ tubuh kita. Dan tak hanya kaum wanita saja yang rela menggelontorkan ratusan hingga jutaan rupiah untuk segala macam kecantikan ini, tetapi di jaman modern ini tak ketinggalan para kaum adam pun ikut serta berbondong-bondong dalam hal merawat tubuh mereka.
Maka tak heran, jika berjualan produk kecantikan dengan segala janji manis yang ditawarkan, akan laris manis dipasaran. Produk dari berbagai negara untuk memutihkan kulit tubuh, untuk melembutkan dan melicinkan, hingga tak ketinggalan pula untuk menyamarkan noda-noda bekas luka.
Tetapi tidakkah kita pernah berpikir bahwa kulit tubuh, tangan dan kaki khususnya yang cintai mati-matian, yang menjadi salah satu priority dalam hidup kita, dan bahkan rela mengeluarkan banyak uang demi mereka, nyatanya suatu hari nanti mereka akan mengkhianati kita?
Betapa banyak uang yang kita keluarkan untuk perawatan salon dan membeli produk-produk kecantikan yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah, namun nyatanya suatu hari yang kita prioritaskan itu suatu hari nanti akan berkhianat pada kita dan tidak pernah memihak pada kita sedikitpun?
Yaitu pada hari dimana mulut kita dikunci rapat tak dapat mengatakan apapun, tak dapat membela diri dengan berbagai argumen, sementara tangan, kaki, kulit, dan segala bagian yang dulu kita cintai dana kita rawat dengan sepenuh hati, mengatakan dengan segala kejujuran yang ada, apa adanya mengenai dosa-dosa yang kita perbuat, dengan detail dan rinci, membuka segala aib kita tanpa sungkan sedikitpun.
Tidakkah kita sadar dengan apa yang kita pertaruhkan selama ini, bahwa suatu hari bisa saja menjadi pengkhianat kita?
Bahkan dalam firmanNya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan :
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
(QS. Yasin: 65)
kemudian,
حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (20) وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (21) وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَكِنْ ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ (22)
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Fushilaat: 20-22)
Berdasarkan pemaparan ayat-ayat di atas, jika dikaitkan dengan fenomena yang terjadi sekarang, amatlah sangat jelas bahwa ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa suatu hari nanti, selama tangan, kaki dan segala macam panca indera yang kita miliki tak pernah sedikitpun diperuntukkan untuk beribadah dan untuk meraih keridhoan-Nya, namun justru membuat kita menjadi lupa, ingkar bahkan kufur dengan segala nikmat yang Allah karuniakan atas kita, maka jelaslah bahwa pada hari itu, kulit mulus putih yang kita cintai dan kita banggakan, rambut lembut, lurus dan lebat yang kita pamerkan, keelokan kaki tangan kita yang kita cintai, sungguh Demi Allah akan mengkhianati kita.
Demikianlah, betapa banyak kita saksikan sekarang, manusia berlomba-lomba mencintai dirinya, anggota tubuhnya, tanpa sadar bahwa apa yang ia cintai kelak akan berkhianat padanya, tanpa sedikitpun rasa terima kasih atas apa pernah kita upayakan mati-matian sebelumnya, dan tanpa pula ada sedikitpun belas kasihan.
Semoga kita semua menjadi manusia-manusia yang lebih bijaksana dalam mencintai sesuatu, menggunakan semua anggota kita ke jalan yang diridhoi olehNya, agar kelak pengkhianatan itu tak pernah terucap, dan justru menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan baik kita selama hidup di dunia ini. (HA)