WARGASERUJI – Di hari kiamat, setelah manusia dibangkitkan dan dihitung amal-amalnya, mereka akan menghadapi timbangan keadilan Tuhan. Timbangan yang tak akan salah, menentukan balasan atau hukuman secara adil tanpa ada yang dicurangi.
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS Al A’raf: 8)
Bagi yang berat timbangan amal kebaikannya, maka dirinya beruntung. Namun, amal kebaikan yang dimaksud terkait dengan sikap kepada para rasul dan ayat-ayat Allah.
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS Al A’raf: 9)
Timbangan keadilan Tuhan sangatlah presisi. Tidak ada satupun yang terlewat sekecil apapun. Sebagaimana yang difirmankan-Nya:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami mendatangkan (pahalanya. Dan cukuplah Kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan. (QS Al-Anbiya: 47)
Juga di ayat yang lain:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun seberat zarrah; dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS. An-Nisa: 40)
Kadar Amal
Namun, kadar berat setiap yang ditimbang berbeda-beda. Adapun kadar kebaikan yang paling besar adalah kesaksian seseorang bahwa tiada Tuhan selain Allah. Sebagaimana disebut dalam sebuah hadits tentang bitaqah berikut.
Seorang lelaki dihadapkan, lalu diletakkan baginya pada salah satu sisi timbangan sebanyak sembilan puluh sembilan catatan amal, setiap catatan amal tebalnya sejauh mata memandang.
Kemudian bitaqah tersebut didatangkan yang di dalamnya bertuliskan kalimah “Tidak ada Tuhan selain Allah”. Lalu lelaki itu bertanya, “Wahai Tuhanku, apakah bitaqah dan semua catatan ini?” Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab, “Sesungguhnya engkau tidak akan dianiaya.” Lalu bitaqah tersebut diletakkan di sisi timbangan yang lainnya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
فَطاشَت السِّجِلَّاتُ، وثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ”
Maka catatan-catatan itu menjadi ringan dan bitaqah itu menjadi berat.