WARGASERUJI – Menurut pemberitaan yang beredar, Swedia telah mengakui sebuah kelompok pemuja setan sebagai salah satu agama di sana. Begitu paling tidak menurut Badan Layanan Hukum, Keuangan dan Administrasi di negara Skandinavia itu. Artinya, setan sudah diakui Swedia.
Para pemuja setan ternyata pandai-pandai. Nyatanya, mereka mampu memenuhi syarat yang ditentukan oleh Swedia. Pandai mengatasi aturan yang ditetapkan.
Kelompok pemuja setan itu memang sarjana. Dipimpin oleh pasangan suami istri Erik dan Jenny Hedin dari Stockholm. Mereka memang tidak mengikuti suatu agama apapun sebelumnya.
Gerakan mereka sepertinya terinspirasi The Satanic Temple, sebuah kelompok aktivis dari Massachusetts, Amerika Serikat (AS).
Namanya memang pemuja setan. Namun, gerakannya seperti LSM biasa. Mereka mengusung pendekatakan ilmiah. Tujuan mereka adalah negara sekuler dan keadilan sosial.
Setan sendiri mereka anggap sebagai “tokoh sastra”. Keberadaannya hanya simbol. Sosoknya hanya sekedar sebatas imajinasi, namun dijadikan panutan “pemberontak abadi”.
Konsep yang dibawa mereka adalah manusia sebagai pusat segalanya. Barangkali, lebih tepat jika dikatakan mereka menuhankan manusia itu sendiri? Bisa jadi. Namun, tetap saja setan sudah diakui, setan berwujud manusia.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia sendiri, pemuja setan itu banyak. Bedanya, benar-benar memuja setan secara harfiah. Mereka meminta setan untuk membantu mereka. Tentu, syaratnya dengan melakukan berbagai ritual penyembahan.
Secara hukum, jelas tidak diakui. Namun, tidak ada pula tindakan terhadap praktek tersebut, paling tidak hingga hari ini belum terdengar ada kasus yang diajukan ke pengadilan yang menjadi berita besar.
Dibandingkan dengan para pemuja setan di Swedia, di Indonesia jauh lebih bahaya. Di sini, mereka yakin adanya setan, yakin pula adanya Tuhan. Tapi, memilih setan agar mendapat keuntungan.
Artinya, pemuja setan di Indonesia itu punya pengetahuan tentang keberadaan setan dan Tuhan, namun mengambil pilihan bodoh. Sedangkan pemuja setan di Swedia, pandai memilih, namun kurang dalam pengetahuan tentang setan dan Tuhan.
Jadi, jika ditanya kapan di Indonesia ada kelompok pemuja setan? Jawabannya, sudah ada sejak dulu. Namun, kalau ditanya apakah kelompok pemuja setan akan diakui, maka jawabannya: mustahil selama Indonesia masih berfalsafah Berketuhanan yang Maha Esa.