WARGASERUJI – Tuhan mengharamkan manusia untuk berlaku syirik, durhaka kepada orang tua, berlaku keji serta membunuh jiwa tanpa hak. Itulah pokok-pokok haram. Hal ini diungkapkan dalam ayat setelah beberapa ayat sebelumnya menjelaskan panjang lebar perilaku kaum musyrikin yang suka mengharamkan tanpa dasar.
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Katakanlah, “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh Tuhan kalian; yaitu: Janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan —Kami akan memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka—,- dan janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhan kalian kepada kalian supaya kalian memahaminya). (QS Al An’am: 151)
Ayat ini diawali dengan kata-kata “mari kubacakan”. Seolah-olah menyindir kaum musyrikin yang menetapkan halal dan haram seenaknya sendiri. Padahal, harusnya pakai dasar wahyu Tuhan.
Pokok-pokok yang diharamkan dalam ayat ini sangat berbeda dengan halal haram versi kaum musyrikin. Sangat terlihat mana yang benar dengan mana yang mengada-ada. Bagi kaum yang berpikir saat itu, tentu akan segera membenarkan ayat-ayat Allah.
Pangkal pertentangan ada di awal: haram berlaku syirik. Ini masalah yang melibatkan kepercayaan. Yang satu berdasarkan wahyu, yang satu berdasarkan prasangka.
Kemudian yang menarik, pokok kedua: haram berlaku buruk terhadap kedua orangtua. Sebuah larangan yang berada di bawah larangan syirik. Setiap orang yang bisa memahami hikmah, melihat bahwa ini sangat benar.
Hubungan orangtua dan anak menjadi faktor kebaikan dunia. Ada sifat syukur di sana. Bagaimana kemudian generasi berganti, dengan tetap menjaga dan membangun peradaban manusia melalui transfer ilmu dan kearifan.
Baru setelah itu, disebut keharaman membunuh tanpa hak dan keharaman berlaku keji terang-terangan dan tersembunyi. Termasuk, membunuh anak-anak sendiri karena malu dan karena takut kelaparan.
Semua larangan tersebut sangat masuk akal bagi orang-orang yang berpikir jernih. Memang larangan seperti itulah yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup damai. Larangan yang “sesuai”, atau katakan saja selaras dengan fitrah penciptaan manusia.
Dan seperti ditegaskan di akhir ayat, memang larangan-larangan ini berfungsi sebagai pemberi pemahaman:
“Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhan kalian kepada kalian supaya kalian memahaminya.“