WARGASERUJI – Ketika berselisih, selidiki adakah dengki di hati. Bagaimana caranya? Mungkin berikut ini hal-hal yang bisa dicermati agar mampu melihat pada diri sendiri.
Perselisihan itu sudah melekat pada
diri manusia sejak awal keberadaannya. Anak-anak Nabi Adam pernah berselisih, bahkan sampai terjadi pembunuhan. Malaikat pun bertanya-tanya mengapa menciptakan manusia yang punya watak untuk berselisih, menumpahkan darah dan berbuat kerusakan.
Qabil merasa punya hak beristri dengan saudaranya yang cantik. Namun, Nabi Adam memerintahkan agar beristri dengan saudara perempuannya Habil. Qabil tidak terima, sehingga memprotes ayahnya.
Mengapa Qabil marah kepada Habil padahal perjodohan adalah keputusan ayah mereka? Itu tanda rasa dengki, muncul dari sikap angkuh dan merendahkan.
Manusia selalu akan berebut sumber daya. Namun, tidak selalu berakhir menjadi perselisihan. Asal semua memahami bahwa setiap orang berhak mendapat bagian, maka semua bisa diatur kemudian.
Menjadi masalah besar bila sebagian orang merasa lebih berhak dari yang lain, merasa lebih baik dan lebih tinggi. Jika perasaan ini muncul, dipastikan bibit dengki akan datang.
Andai semua orang menjadi rendah hati, pasti tidak akan terjadi banyak perselisihan. Masalahnya, orang lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Akibatnya, orang angkuh itu selalu ada di muka bumi dan di mana pun ada kumpulan manusia.
Maka, ketika terjadi perselisihan, anggap dulu itu lumrah. Ketika muncul keangkuhan seseorang, anggap itu sudah pasti ada. Tinggal apakah mau ikut-ikutan berlaku angkuh? Kalau iya, maka bibit dengki telah mendarat di hati.
Jadi, perselisihan bahkan bisa menjadi alat ukur adakah dengki di hati. Karena, dengki itu ada kalau sudah merasakan keinginan agar orang lain celaka dan tidak senang saat orang lain bahagia.
Bagaimana kalau menemui orang yang dengki? Bukankah mereka berbahaya?
Orang yang mendengki itu memang berbahaya. Namun, jangan dibalas mendengki. Habis energinya nanti. Jika takut bahayanya, lebih baik perbanyak doa. Bukankah sudah diajarkan berdoa agar terhindar dari bahaya orang yang mendengki?