WARGASERUJI – Terburu-buru menyimpulkan situasi itu mendatangkan kekeliruan logika. Hal ini terjadi pada pemilik akun @lisaboedi, Lisa Marlina. Logika keliru Lisa Marlina terlihat pada cuitan berikut ini.
“Di Bali itu enggak ada pelecehan seksual karena kalau dilecehkan ya senang-senang saja, mau menyalurkan hasrat pun gampang karena pekerja seks komersial dan lokalisasinya available setiap jengkal, modal sedikit dapat. Jadi enggak akan ada yang laporinlah,” tulis Lisa Marlina. Cuitan Lisa tentang Bali tersebut diunggah pada 20 Juli 2019 pukul 08.49 WIB.
Ni Luh Djelantik, desainer ternama asal Bali, berencana melaporkan Lisa. Alasannya karena pemilik akun Twitter tersebut dianggap melecehkan martabat masyarakat Bali.
Akun Twitter @lisaboedi sendiri telah memasang permintaan maaf atas kicauannya yang dianggap tidak pantas dan melecehkan Bali bertengger.
Kesalahan Umum Logika Warga Net
Logika keliru Lisa Marlina umum terjadi dilakukan oleh warga net. Bahkan, mungkin umumnya orang demikian. Sebabnya, bisa karena terburu-buru ingin mengutarakan ke orang lain, atau ingin segera menyimpulkannya.
Mungkin apa yang disampaikan Lisa Marlina hanya berdasarkan pengamatan dirinya atau dari orang-orang yang terhubung dengannya. Informasi yang terbatas inilah yang membuat keliru logika Lisa.
Logika dasarnya, jika ada “sebagian suka dilecehkan”, tentu “tidak semua suka dilecehkan”. Yang terlihat dan yang teramati oleh Lisa Marlina hanya “sebagian”. Maka, seharusnya disimpulkan sebagian, tidak semua.
Kesalahan logika ini umum sekali terjadi dilakukan oleh warga net. Agar terhindar, cara termudah tidak terburu-buru ambil kesimpulan. Kedua, letakkan setiap informasi dalam posisi sebagai kemungkinan, bukan kebenaran absolut. Dua cara ini paling mudah mencegah mengutarakan hal-hal yang menyesatkan.