SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Kaum Khawarij Tak Kenal Perjanjian Damai

Kaum Khawarij Tak Kenal Perjanjian Damai

WARGASERUJI – Kaum Khawarij merasa berada di pihak yang benar. Mereka tak kenal apa itu perjanjian damai. Maka, ketika Ali bin Abi Thalib membuat gencatan senjata dengan Muawiyah, mereka membelot keluar dari pasukan Ali bin Abi Thalib.

Kaum Khawarij berpandangan, perselisihan harus diselesaikan dengan melanjutkan perang hingga pihak musuh kalah. Tidak boleh ada negosiasi. Sikap ini muncul karena watak menghakimi orang lain yang sangat kental. Watak yang muncul karena pemahaman terhadap Islam sangat dangkal.

Abu Wa’il menceritakan keadaan saat di akhir perang Shiffin, ada orang yang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib tentang orang-orang yang menyeru kepada kitabullah (cikal bakal kaum Khawarij yang menentang perjanjian damai). Kemudian orang ini dan teman-temannya dinasehati oleh Sahal bin Hunaif untuk koreksi diri.

Sahal bin Hunaif kemudian memberi contoh apa yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad saat perjanjian Hudaibiyah. Ia menceritakan bahwa Umar bin Khaththab juga merasa tak sabar dengan perjanjian Hudaibiyah, karena juga merasa berada di pihak yang benar dan melawan kaum musyrikin yang berada dalam kebatilan.

Umar bin Khaththab sampai menyatakan bahwa perjanjian Hudaibiyah sama saja merendahkan agama. Namun, Rasulullah menjawab bahwa Allah tidak akan sekali pun menyia-nyiakan rasul-Nya.

Kemudian, turunlah surat Al Fath ayat 18.

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).

Ayat tersebut di atas membenarkan tindakan Rasulullah untuk melakukan perjanjian damai dengan kaum musyrikin di Makkah.

Ali bin Abi Thalib juga menjadikannya dasar melakukan perjanjian damai dengan pasukan Muawiyah. Apalagi, ini urusan mendamaikan sesama kaum muslimin, sebagai urusan yang sangat agung.

Namun, kedangkalan pemahaman kaum Khawarij membuat mereka menolak alasan tersebut. Pikiran mereka bebal. Bahkan, teladan dari Rasulullah pun tak digubris. Itulah mengapa, mereka tak kenal perjanjian damai, dengan sesama muslim sekalipun.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER