WARGASERUJI – Masjid dan musholla selalu semarak di bulan Ramadhan. Selain terawih, pengajian menjelang buka menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Namun, pengelolaan masih di tangan relawan bukan profesional, sehingga momen penting dalam pendidikan Islam menjadi tidak maksimal. Maka, penulis mencoba berbagi pengalaman dan ide sebagai guru dalam pengelolaan pengajian anak.
Berikut ini contoh yang diusulkan ke Musholla Al Ikhlas di Mesan Baru, Mlati, Sleman, dalam bentuk poin-poin yang bisa dijalankan secara praktis.
Pertama, setiap hari ada 1 “Kakak Ustadz Pengarah” dan beberapa “Kakak Ustadz Pendamping”.
Kedua, tiga hari pertama sebagai orientasi.
Hari pertama, Ice breaking dan perkenalan dengan bentuk permainan besar (semua anak dan ustadz ikut).
Contoh Permainan: Bom-bom Nama
- Anak-anak duduk dalam lingkaran besar
- Ustadz Pengarah memulai melemparkan bola kecil ke peserta permainan, sambil menyebut nama dirinya (misal Kakak Anto) dan nama peserta yang jadi sasaran bola (misalnya adik Putri). Kata yang disebut : “Kakak Anto Bom Putri”
- Contoh permainan dikreasikan dan diseseuaikan dengan keadaan. Bisa diganti permainan lain.
Dilanjutkan perkenalan. Ditunjukkan siapa yang menjadi ustadz pengarah (termasuk jadwal hari apa) dan siapa yang jadi ustadz pendamping.
Hari kedua, permainan berkelompok dan pembagian regu. Putra dan putri dipisah. Masing-masing regu berisi 4-6 orang. Harus ada yang besar dan yang kecil, tidak boleh besar semua atau kecil semua. Pilih anak-anak yang dominan (mendominasi) menjadi ketua.
Hari ketiga, menjelaskan aturan main. Jam berapa harus hadir, kalau sudah hadir harus melakukan apa (misal ketua menyuruh anggotanya mengambil daftar absen, mengabsen dan dikumpulkan lagi ke ustadz pendamping).
Semua yang diminta ustadz pengarah untuk dilakukan oleh setiap kelompok akan mendapatkan poin. Contoh: bila semua anggota kelompok hadir, dapat 5. Ada yang tidak hadir, dapat 4.
Agar memudahkan, poin dalam bentuk seperti uang-uang atau koin yang bernilai 1,5,10. Poin diberikan agar disimpan sementara oleh kelompok, kemudian diserahkan kembali ke ustadz pendamping untuk dicatat.
Ketiga, pemanfaatan kelompok, seperti pendelegasian tugas dan belajar kerjasama (adab). Contohnya sebagai berikut.
- Mudah mengatur, cukup panggil ketua atau salah satu anggota untuk mendengarkan instruksi Ustadz Pengarah.
- Bisa membuat kompetisi sehat antar kelompok
- Bahkan bisa memanfaatkannya sebagai pembelajaran sebaya. Contoh, semua anggota kelompok belajar gerakan wudhu, dalam masing kelompok yang besar mengajari yang kecil. Bila semua sudah bisa, dapat 5 poin. Ada satu yang tidak bisa, dapat 4. Ada lebih dari satu dapat 3.
Catatan: pasti ada dinamika. Misal, ada yang bertengkar dalam satu kelompok, dan lain-lain. Nikmati saja, dan tetap bergembira. Ajak semua santri tetap bergembira dengan menghibur mereka walau ada konflik dan segala macam. Kuatkan dengan nasehat dan kata-kata yang baik.
Keempat, poin yang dikumpulkan dalam satu bulan bisa ditukar hadiah. Bisa diumumkan saat orientasi.
Kelima, pembagian tugas. Kakak ustadz pendamping membantu kakak ustadz pengarah. Misal, yang memegang poin, yang menguji kelompok (misal apakah semua anak sudah bisa gerakan wudhu).
Keenam, kelompok tidak diubah-ubah dari awal hingga akhir. Namun, bila ada dinamika sehingga terpaksa harus tukar anggota, dicari cara yang paling adil.
Agar terlaksana dengan baik, apapun kondisinya semua dilakukan dengan kegembiraan.
Demikian poin-poin ide pengelolaan kegiatan anak di masjid atau musholla. Semoga bermanfaat.