Ibu Ratna yang yang pemberani, saya sungguh prihatin dengan keKhilafan ibu yang mengaku dianiaya yang dikemudan hari ibu meralatnya bahwa tidak ada penganiayaan tapi merupakan proses dari tindakan medis estetika. Seperti yang dilansir SERUJI baca disini
Sebagai orang yang faham dedikasi ibu dalam pembelaan pada mereka yang tertindas saya merasa seolah tak percaya dengan kekhilafan ibu tersebut walaupun saya juga bersyukur karena tidak ada penganiayaan.
Walau sulit, saya mencoba untuk percaya bahwa ibu memang berbohong dan saya sudah memaafkan atas permintaan maaf ibu pada publik. Saya kecewa dan marah pada kebohongan ini namun saya tak bisa menghapus kenangan indah reputasi ibu selama ini sebagai seorang wanita yang punya keberanian luar biasa dalam manghadapi perilaku dholim.
Meskipun ibu sudah minta maaf, saya melihat begitu banyak orang menghujat ibu. Seolah-olah karena nila setitik rusaklah susu sebelanga. Ibu Ratna, Saya khawatir pasca kejadian ini ibu akan menjadi pribadi yang kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan jati diri ibu yang sebenarnya.
Ibu Ratna, tetaplah menjadi seperti ibu yang dulu, wanita pemberani yang siap mengaum pada pelaku kedholiman meskipun dia penguasa. Seorang aktifis kemanusiaan yang telah banyak membaktikan diri pada nusa dan bangsa bahkan pernah mendapat anugrah Tsunami Award karena dedikasi ibu pada penanggulangan bencana tsunami aceh.
Biarlah orang lain mencibir dan memandang rendah. Ibu tidak usah risau, cukup Allah sebagai penolong dan pemberi pahala. Tetap semangat dalam kebaikan. Semoga Allah menjaga ibu dari mengulangi kekhilafan. I Love you