SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Orang Sesat Tidak Sadar Dirinya Sesat

Orang Sesat Tidak Sadar Dirinya Sesat

WARGASERUJI – Seharusnya menjadi tanda tanya bagi seorang mukmin setiap saat, apakah dirinya tersesat atau mendapat petunjuk? Sebab, orang sesat tidak sadar dirinya sesat. Kalau sadar dirinya sesat, pasti akan mencari petunjuk. Karenanya, seorang mukmin selalu meminta petunjuk kepada Allah setiap shalat.

  ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Meminta petunjuk setiap shalat itu mengandung makna bahwa seorang mukmin harus menjadi pembelajar seumur hidup. Saat mendapatkan suatu petunjuk, tetap menyadari bahwa masih banyak petunjuk lain yang harus dipelajari. Kesadaran ini perlu ditanamkan dalam-dalam, menggunakan contoh dalam Al Quran tentang luasnya ilmu Allah:

قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. [Surah Al-Kahf,18:109]

Sikap pembelajar perlu diiringi kerendahan hati. Seseorang yang mendapatkan petunjuk itu karena kehendak Allah, bukan usahanya sendiri. Tak ada celah berbangga diri dalam masalah ini.

فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. [Surah Al-An’aam,6:125]

Ketika seseorang dikehendaki Allah mendapat petunjuk, pasti dibuka jalan oleh Allah. Sebaliknya, siapapun yang dikehendaki oleh Allah tersesat, maka sikap perilakunya mengikuti sikap perilaku orang-orang tersesat.  

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER