Kotawaringin Barat – Puisi Sukmawati Soekarnoputri dengan judul “Ibu Indonesia” yang dibacakan dalam acara 29 Tahun “Anne Avantie Berkarya” di Indonesia Fashion Week menuai kontroversi dan kecaman banyak pihak. Pasalnya, puisi tersebut dianggap menista agama Islam karena menyinggung azhan sebagai panggilan ibadah shalat lebih merdu suara kidung atau nyanyian.
Disamping mendapat sorotan publik, puisi Sukmawati juga banyak dilaporkan oleh sejumlah Ormas Islam kepada pihak berwajib. Karena syair pada puisi tersebut dinilai melecehkan dan menistakan agama Islam. Sehingga kecaman pun datang bertubi-tubi kepadanya.
Menanggapi hal itu, tokoh agama Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah, Gusti Kadran angkat bicara. Ia menilai puisi Sukmawati adalah wujud perasaannya yang diungkapkan dengan kata-kata.
“Puisi yang dibaca merupakan cerminan perasaan dia saja. Harusnya kalau membuat puisi itu harus dikaji lebih mendalam agar tidak ada yang tersakiti,” ucapnya kepada sejumlah awak media usai acara pembentukan forum kerukunan pemuda Kobar, Sabtu (7/4/2018) siang, di kediamannya jalan A. Yani gg. Lele Kelurahan Baru Pangkalan Bun.
Gusti Kadran juga menyayangkan terhadap puisi yang dibuat oleh Sukmawati. Karena, imbuhnya, Sukmawati adalah tokoh wanita yang merupakan putri dari sang proklamator yakni Presiden Republik Indonesia pertama kali.
“Ibu Sukmawati ini kan seorang tokoh wanita. Harusnya lebih berhati-hati dalam menulis dan membaca puisinya. Apalagi itu di ranah publik,” ujarnya.
Meski demikian, sambung dia, ia menghimbau kepada masyarakat Kobar hendaknya menyerahkan semua itu kepada pihak terkait yang sudah menangani persoalan tersebut. Ia juga berharap agar polemik itu tidak berkepanjangan sehingga tidak mengganggu keamanan Nasional.
“Kita ambil hikmahnya saja, agar hal serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang,” pungkasnya.
Yg nyuruh bikin sapa tuh