JAMBI, WARGASERUJI – Mengembangkan sekolah secara mandiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berkelanjutan, Tanoto Foundation melalui program STEP (School Transition and Empowerment Project) kembali mengadakan penyegaran kepada 35 fasilitator lokal yang ada di Kabupaten Tebo, Tanjung Jabung Barat dan Batang Hari. Para fasilitator lokal ini didorong melakukan kreativitas secara mandiri melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Forum KKG diyakini memiliki akses dan dampak signifikan secara menyeluruh guna mendukung terselenggaranya pengelolaan pendidikan bermutu yang imbasnya adalah meningkatnya prestasi siswa.
“Agar pelaksanaan kegiatan KKG efektif dan berdampak bagi peningkatan kualitas pendidikan, STEP melakukan penyegaran kembali terhadap 35 fasilitator lokal di tiga kabupaten mitra STEP, yaitu Batang Hari, Tebo dan Tanjab Barat untuk memiliki kemampuan melatih dan mendampingi guru mempraktikkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa,” ujar, Medi Yusva, Provincial Coordinator Tanoto Foundation Provinsi Jambi pada acara Workshop Refresher Bagi Fasilitator Lokal Guru program STEP di Jambi, Sabtu, (30/3/2019).
Kegiatan ini juga mengoptimalkan peran strategis fasilitator lokal di forum KKG program STEP yang merupakan program transisi dari program Pelita Pendidikan menjadi program STEP hasil kolaborasi Tanoto Foundation dengan Asian Agri.
“Program STEP lahir dengan tujuan membangun kemandirian sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang berkelanjutan, terutama untuk mendukung kesiapan sekolah-sekolah yang telah mendapat intervensi Program Pelita Pendidikan (2010-2017) agar semakin mandiri,” jelas Adi Sinaga, District Coordinator program STEP Provinsi Jambi.
Adi menambahkan, pelatihan ini juga bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi fasilitator lokal untuk mengembangkan kapasitas agar lebih handal terutama dalam meningkatkan kemampuan memfasilitasi kegiatan belajar bersama dalam forum Kelompok Kerja Guru (KKG).
“Secara khusus pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada fasilitator local tentang desain program yang akan diimplementasikan di masing-masing sekolah, gugus, dan kecamatan, terutama melalui forum KKG, memperkuat pemahaman fasilitator lokal guru terhadap substansi penerapan praktik-praktik pembelajaran aktif khususnya pembelajaran yang mendorong pengembangan potensi siswa melalui pendekatan MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi),” tukas Adi.
Sementara itu, Ferdinand Herbert Simatupang selaku School Coordinator Asian Agri Plantation 3 & 6 menyampaikan, fasilitator lokal diharapkan memiliki kemampuan dalam mengelola kebutuhan pelatihan dan pendampingan guru di KKG melalui plan (merencakankan pembelajaran), do (mengadakan pembelajaran di kelas) dan see (merefleksikan pembelajaran).
“Kegiatan penyegaran kembali para fasilitator lokal ini diharapkan meningkatkan kemampuan mereka di 3 kabupaten mitra yaitu Tebo, Tanjung Jabung Barat dan Batang Hari, kami dari Asian Agri melalui kontribusi sosial ini diharapkan terjalinnya kolaborasi aktif dari sekolah dan masyarakat dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di wilayah kerja Asian Agri,” tutupnya.