SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Lamang Tapai, Kuliner Pavorit Minang

Lamang Tapai, Kuliner Pavorit Minang

PADANG – Lamang Tapai, makanan tradisional yang pavorit di masyarakat minang.  Di bulan Ramadhan penjualan lamang tapai sangat laris.  Makanan yang terbuat dari beras ketan ini sudah mengalami peningkatan penjualannya ketika akan memasuki bulan Ramadhan.

Anis salah seorang pedagang Lamang Tapai kaki lima di pasar Simpang Empat, Pasaman Barat, Sumatera Barat, Senin, 28/2018 mengaku bahwa peningkatan penjualannya mulai dia rasakan sejak 2 hari sebelum ramadhan. Bahkan pada bulan ramadhan pembeli lemang tapi semakin banyak.

“Dalam satu hari saya bisa mengumpulkan uang sampai Rp 400 ribu. Di luar ramadhan penjualan saya biasanya hanya Rp 200 sampai Rp 250 ribu dan itu sudah dimulai sejak pagi. Selama ramadhan saya baru buka setelah jam 2 siang,” ujar Anis.

Anis yang telah berjualan lemang tapai sejak tiga tahun yang lalu, mengatakan bahwa tahun ini peminat lemang tapai makin ramai. Walau waktu berjualannya di bulan ramadhan lebih pendek, namun penjualannya lebih banyak.

“Biasanya peminat lemang tapai akan tetap banyak sampai saat lebaran,” ujar Anis.

Lemang tapai kuliner masyarakat Minang yang terdiri dari lemang dan tapai yang dicampur saat memakannya. Keduanya terbuat dari pulut, tapi dengan proses yang berbeda. Lemang adalah pulut dengan campuran santan yang dimasukkan dalam bambu dan dimasak dengan memanggangnya.  Sedangkan tapai adalah pulut yang difermentasi.

Lemang tapai ini merupakan makanan yang khas dan pavorit bagi masyarakaat minang saat menyambut lebaran dan kenduri.  Banyak instansi dan organisasi masyarakat yang melaksanakan halal bi halal dengan menyuguhkan lemang tapai sebagai salah satu menu alternatif.

Harga di pasar rata-rata Rp15 ribu untuk 15 sentimeter lemang ditambah satu mangkok tapai. Ada juga lemang yang dijual perbatang, tergantung pesanan pembeli.

“Lemang dimasak setiap hari agar terasa enak dan gurih. Jadi kita harus bisa memperkirakan berapa lemang yang terjual. Lebih baik sedikit tapi cepat habis dari pada banyak tapi tersisa,” lanjut Anis

Anis membuat sendiri lemang dan tapai yang dijualnya. Setiap pagi lemang dimasak dan tapai sudah disiapkan sejak sore pada hari sebelumnya.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER