
Pada tanggal 2 Juni 2018 Bandara baru A.Yani ditargetkan mulai beroperasi, demikian informasi dari Humas Angkasa Pura 1 Hidya, mengkoreksi info yang beredar di medsos kepastian tanggal 2 Juni beroperasi.
Hidya menambahkan, “Tanggal 21 Mei kemarin sudah dilakukan pemeriksaan kelayakan oleh kemenhub dan saat ini masih menunggu lampu hijau.”
Sebelum Iedul Fitri bandara baru sudah digunakan siap digunakan.

Bandara baru ini akan menggantikan bandara existing yang kapasitasnya tidak muat lagi. Saat ini pengguna jasa penerbangan yang melewati Ahmad Yani mencapai 3 juta/tahun padahal kapasitas bandara lama hanya 1.5 juta/tahun.
Bandara baru ini direncanakan kapasitasnya mampu menampung 6–7 juta penumpang /tahun. Adapun runway untuk pesawat masih tetap sama karena terbatasnya lahan. Sempat ada wacana yang kencang terdengar bandara akan dipindahkan ke Kendal, akan tetapi karena terkendala biaya maka dibatalkan.
Bagi kemajuan pembangunan kota, sebenarnya dengan batalnya bandara pindah, menjadikan kendala bagi pembangunan gedung-gedung tinggi seperti apartemen dan hotel berbintang yang saat ini sedang gencar-gencarnya.
Seperti diketahui bandara baru terletak di sisi utara bandara lama. Akses masuknya melalui jalan arteri Yos Sudarso, melewati PRPP dan terus ke barat. Jika melalui kota, pengguna bisa melewati jalan Madukoro, kemudian melewati PRPP dan terus ke barat.

Diharapkan dengan beroperasinya bandara baru ini, lebih menyamankan pemudik lebaran yang melalui bandara Ahmad Yani tahun ini.

Kedepan dengan selesainya terminal baru, akan dibuka rute-rute penerbangan langsung ke Arab Saudi, Tiongkok dan beberapa kota di Indonesia tanpa perlu transit di Bandara Soekarno–Hatta.
