SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Mendidik “Tanpa Menguji”

Mendidik “Tanpa Menguji”

WARGASERUJI – Orangtua bisa menjadi pembunuh minat belajar anak, tanpa menyadarinya.  Alat pembunuh itu bernama “harapan”. Senjata itu membuat orangtua tidak lagi mendidik. Karena, mendidik yang benar itu “tanpa menguji”.

Apa salahnya menguji? Tak ada yang salah. Namun, menjadi masalah jika tidak menempatkan dengan benar.

Mari ambil contoh. Suatu ketika seorang anak memperhatikan kakaknya yang membaca buku secara keras.  Si anak itu BELAJAR karena TERTARIK. Si anak takjub dan memperhatikan benar-benar tulisan-tulisan yang dibaca kakaknya.

Kebetulan, orangtuanya memperhatikan. Mulailah muncul “harapan” kepada si anak. Berharap si anak pandai membaca karena sudah belajar kepada kakaknya.  Harapan ini yang kemudian mendatangkan bencana bila tidak disikapi dengan benar.

Karena begitu berharap, orangtua si anak berusaha “menguji” dengan satu atau dua tulisan. Di sini titik yang harus diwaspadai, respon orangtua harus benar bila tidak ingin membunuh minat belajar anak.  Bagaimana respon orangtua bila setelah diuji ternyata hasilnya jauh dari “harapan”?

Kebanyakan orangtua yang menguji akan mengoreksi jawaban anak yang keliru. Mengoreksi berarti menyatakan si anak telah melakukan kesalahan. Akibatnya, si anak kemudian akan “mengoreksi” proses belajarnya, bahkan menghapusnya dari ingatan karena dianggap tidak menyenangkan.

Setelah itu, si anak tak lagi tertarik memperhatikan kakaknya yang membaca. Sudah tertanam dalam alam bawah sadar bahwa nanti akan “diuji” dan kemudian disalahkan karena tidak sesuai dengan harapan.

Kerugian yang muncul jadi dua. Pertama, si anak menghapus hasil belajarnya yang disalahkan. Kedua, si anak menganggap proses belajarnya menciptakan ketidaknyaman, sehingga tak ingin ia ulangi.

Padahal, si anak boleh jadi sedang dalam taraf mengenal bentuk-bentuk. Ada bentuk bulat, ada seperti tongkat lurus, ada yang bulatnya menempel di atas, dan lain-lain.  Bisa jadi belum sampai ke taraf simbolik seperti mengenal huruf.

Bagaimana respon yang benar? Jika orangtua “penasaran”, boleh saja si anak dicoba dengan satu atau dua kata. Namun, TIDAK BOLEH DIKOREKSI bila tak sesuai dengan harapan.  Biarkan saja, jadikan hiburan bila jawabannya ngawur, karena pasti lucu.

Ingat, belajar itu karena KEINGINTAHUAN, bukan karena INGIN DIUJI. Bahkan, semua orang tak suka diuji. Orang yang mau diuji hanyalah karena ada keinginan besar selain keinginan belajar (seperti: naik pangkat, naik kelas, punya gelar, dan lain-lain).

Berikut ini contoh nyata keajaiban belajar anak, bernama Wildan.

Wildan tiba-tiba bisa membaca tanpa ikut les membaca. Bagaimana bisa?

Awalnya, Wildan suka nonton film kanak-kanak yang ada lagu-lagu huruf abjad. Hafal sendiri. Tak pernah diuji. Bahkan menulis huruf-huruf itu tanpa disuruh. Ia MENDEMONSTRASIKAN tanpa diminta! Orangtua cukup bertepuk tangan senang!

Kakaknya Wildan sudah bisa membaca. Saat nonton film kartun berbahasa asing, si kakak membaca teks terjemahannya. Wildan pun jadi tahu, deretan huruf yang sudah ia kenal bisa dibaca dan memiliki arti. Meskipun, saat itu belum bisa membaca.

Barulah setelah paham kalau huruf yang dideretkan bisa “berbunyi”, seperti huruf k dengan u berbunyi “ku”, tiba-tiba saja bisa membunyikan berbagai tulisan. Padahal hanya diajari sebentar.

Setelah bisa, semua tulisan yang ditemui pasti akan dibaca. Karena, ia ingin tahu apa maksud tulisan itu.

Wildan bisa membaca “tanpa diuji” sedikitpun. Ia suka MENDEMONSTRASIKAN.

Bagaimana cara orangtua membetulkan kesalahan? Ketika si anak butuh dibetulkan. Bukan saat orangtua mengujinya. Tandanya, saat anak bertanya.  Misal, “Ini begini, ya?”

Saran bagi semua orangtua, tak perlu tahu hasil belajar anak. Namun wajib bangga dan gembira saat anak memperlihatkan hasil belajarnya, sekecil apapun.  Niscaya, ia akan menjadi seorang pembelajar yang hebat.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER