BADUNG, WARGASERUJI – Komunitas Akademi Berbagi (Akber) Bali kembali mengadakan kelas berbagi ilmu gratis tanpa berbayar untuk masyarakat di Bali. Kelas Akademi Berbagi Bali ke 84 diadakan pada Sabtu (16/03) alu di Kembali Innovation Hub Jl Sunset Road No 28 Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Kelas ke 84 mengundang Wartawan, Sutradara, sekaligus Sineas Indonesia, Erwin Arnada. Kehadiran Erwin Arnada sebagai pengajar di Kelas Akademi Berbagi 84 memang ditunggu-tunggu oleh peserta undangan yang notabene kebanyakan generasi millennial di Bali.
Sebelumnya Erwin Arnada pernah mengisi kelas Akademi Berbagi dengan tema yang berbeda 5 tahun yang lalu. Pria kelahiran Jakarta, 17 oktober 1963 ini pernah memproduseri Film Tusuk Jelangkung tahun 2002 silam.
Kelas yang diisi oleh Erwin Arnada membahas mengenai Visual StoryTelling Techniques. Visual StoryTelling Techniques lazim digunakan di dunia film dan jurnalistik. Seorang Sineas dan Kuli Tinta wajib memiliki kemampuan dasar Visual StoryTelling sebab hal tersebut menjadi juru kunci unuk dapat menyampaikan sebuah pesan dan makna yang terkandung dalam sebuah karya seni baik itu film maupun novel yang dibuat kepada penonton agar bisa dinikmati.
Terkadang sebuah karya belum tentu bisa dinikmati contohnya sebuah Novel dengan tebal halaman 500 atau film yang durasinya 3 jam belum tentu penikmat sebuah karya seni bisa terpuaskan dengan maksimal.
“Sebuah karya seni harus memiliki konten cerita yang baik. Seorang seniman harus mampu mengemas jalan cerita yang tidak membisankan supaya audiens tidak bosan. Contoh sebuah film horor yang berkualitas tentu bisa membuat penonton yang selesai menyaksikan bisa menjadi ketakutan atau merasa diteror ketika film usai,” ungkap pria yang menulis dan menyutradarai Film Rumah di Seribu Ombak ini.
Membuat karya seni yang baik seperti Film dan Novel sebenarnya merupakan hal yang mudah dan bisa dipelajari. Ada 3 langkah yang perlu diketahui yakni 3 Act Structure.
Pertama dalam 3 Act Structure langkah seorang pekerja seni harus mengenalkan dan memulai jalan cerita karya seni yang ia buat (introduction and start). Kedua, permasalahan dan bumbu-bumbu konflik yang terjadi dalam sebuah karya seni (problems and mid). Terakhir, sebuah karya harus ada klimaks cerita yang memberikan solusi dan cara mengakiri (solution and ending).
“3 Act Structure harus ada, ketiganya menjadi satu kesatuan sehingga sebuah karya seni mampu dipahami oleh audiens,” jelas produser film 30 Hari Mencari Cinta dihadapan puluhan peserta Akber 84.
Menutup Kelas Akber Bali 84 , Erwin Arnada berpesan bahwasannya dalam menggarapa sebuah karya seni entah itu Novel atau Film jangan terjebak cara untuk memulai dan mengakhiri sebuah cerita. Sebuah karya seni harus mengalir begitu saja, Sebuah cerita ibarat sebuah perjalanan yang didalamnya membutuhkan proses.