
Debat cagub-cawagub Jateng putaran ke dua semakin seru dengan menyentuh kasus E-KTP yang dilontarkan oleh paslon cagub No. 2 Sudirman Said.
“Sangat disayangkan keterlambatan E-KTP warga Jateng sampai 2 tahun,” sindir Sudirman Said saat mengungkapkan keresahan masyarakat yang terimbas lambatnya E-KTP menyasar sektor lain seperti jaminan kesehatan, Kartu Tani dan lain-lain.
“Korupsi itu merepotkan, Pak Ganjar ini harus bolak balik ke KPK,“ sambungnya dalam salah satu sesi tanya jawab calon gubernur
Kasus E-KTP yang telah menyeret Setya Novanto mantan Ketua DPR dibalik jeruji besi pada awalnya Setya Novanto pun menepis tuduhan itu serta menolak keras keterlibatannya.
“Setiap warga negara wajib bersaksi dalam kasus hukum saat diminta,” ujar Ganjar Pranowo menjawab sindiran Sudirman Said, karena merasa dirinya bolak-balik di gedung KPK.
Ganjar Pranowo berkeras tidak ikut menerima bancakan tersebut meski ditawari, bahkan ia memperlihatkan kejujurannya.
“Gubernurmu ini yang menolak pemberian itu,” tambahnya.
Seperti diketahui, kasus E-KTP terjadi waktu Ganjar Pranowo menjadi Wakil Ketua Komisi II. Tidak dijelaskan alasan Ganjar Pranowo mengapa saat itu dirinya mengetahui ada pemberian dana tapi tidak melaporkan ke KPK.
Ganjar Pranowo dalam jawaban sindiran Sudirman Said, malah menyinggung Ida Fauziah pasangan Sudirman Said yang pernah duduk di Komisi II juga.
“Benarkah Komisi II semua menerima, Mbak Ida. Saya takut ini ibarat menepuk air didulang, muncrat dimuka sendiri, ati-ati ,” katanya sambil mengarahkan telunjuknya didepan dada mengarah ke atas, entah ditujukkan pada siapa maksud kata-kata tersebut.
Ida Fauziah hanya tersenyum sedikit tidak menanggapi komentar gubernur petahana yang disebut Sudirman Said ‘Petahana Rasa Penantang’.
Ida Fauziah kemudian menjawab sindiran Ganjar tersebut dalam jumpa pers setelah debat. Ia di Komisi II DPR pada 2009 hingga 2011, tapi ada penugasan baru menjadi Ketua Komisi VIII.
“Saya tidak tahu dan tidak mengerti soal E-KTP itu,” jelas Ida

Mantan Wakil Walikota Semarang, Mahfudz Ali yang hadir dalam nobar tersebut sempat memberikan beberapa komentarnya tentang pemilihan.
“PNS dan ASN harus memilih calon gubernur yang nantinya akan membelanya,” ujarnya.
Ketua Panitia Gatot Soejono berterima kasih atas sambutan masyarakat akan adanya kegiatan nobar yang dimaksudkan untuk memberikan pendidikan politik yang cerdas dan santun dan tidak saling menghujat. Memilih berdasarkan rasionalitas bukan emosi dan apalagi iming-iming sembako.
Tri Prasodjo selaku Ketua Komunitas 212 Semarang mengharapkan partisipasi masyarakat yang lebih tinggi dan lebih banyak dalam debat cagub-cawagub yang diselenggarakan KPU yang akan datang.
“Dengan kegiatan nobar ini menjadi sarana Komunitas 212 membantu KPU dalam memeriahkan Pilkada serentak khususnya di Jateng yang becik tur nyenengke,” ujarnya mengakhiri perbincangan.

“Korupsi itu merepotkan, Pak Ganjar ini harus bolak balik ke KPK,“ sambungnya dalam salah satu sesi tanya jawab calon gubernur