WARGASERUJI – Kiriman video teman, bukan hoax karena anak kecil pasti jujur, sangat menginspirasi sekaligus lucu. Video anak yang menangis ketika seorang dewasa (mungkin ayahnya) akan menyembelih seekor ayam. Dalam video viral tersebut diawali tulisan yang jadi judul tulisan ini, “Batal Masak Opor Ayam”.
Anak kecil yang mungkin seumur tiga sampai lima tahun itu menangis sejadi-jadinya ketika ayam hendak dipotong. Sampai sampai ia bersujud berkali-kali memohon agar ayamnya tidak disembelih.
Tetap saja proses pemotongan akan dilakukan. Kepala dan kaki ayam sudah dipegang. Namun, anak kecil itu tidak kehilangan akal. Ia ambil pisaunya. Namun, sebelum sempat melarikan pisaunya, langsung coba direbut oleh orang yang akan menyembelih ayam.
Saat terjadi perebutan pisau, si anak kecil merasa tidak akan menang berebut. Ia kemudian merangkul ayam agar tidak jadi disembelih. Samar-samar terdengar suara perempuan (mungkin ibunya) yang merekam kejadian itu. Mungkin menyarankan agar membiarkan anak kecil itu merebut ayamnya.
Setelah ayam berhasil di tangan si anak kecil, ia bawa menjauh dan mengusirnya. Sepertinya ia tidak rela ayam disembelih.
Sepertinya video ini sengaja dibuat untuk merekam tingkah anak kecil itu. Banyak yang sudah melihat video tersebut berkomentar. Rata-rata merasa video itu lucu atau menggemaskan. Barangkali itulah mengapa ada orang yang memberi judul “Batal Masak Opor Ayam”. Walau kalau dilihat dari latar belakangnya tidak cocok kalau disebut opor ayam, karena sepertinya bukan di Indonesia.
Mengapa banyak orang merasa itu lucu?
Anak menangis itu normal. Jika ada sesuatu yang menurutnya tidak sesuai dengan hatinya, secara naluri akan menangis. Lucu karena tingkahnya yang ngotot membela kata hatinya, padahal berlawanan dengan kebiasaan manusia yang mengkonsumsi daging ayam.
Sekaligus menginspirasi. Membela ayam tidak datang dari akal pikiran semata. Ia datang dari fitrah manusia, bagian dari penciptaan sifat kasih sayang. Itulah mengapa terasa lucu karena di luar logika umum.
Itulah juga bisa menjadi pelajaran, bahwa fitrah yang baik seperti kasih sayang bisa hilang dengan berjalannya waktu, tenggelam dalam kebiasaan-kebiasaan yang melenakan. Tak semua yang dipikirkan oleh akal menjadi baik akibatnya.
Bagaimana agar manusia tidak terlena? Hanya menggunakan akal saja? Mustahil. Oleh karena itu manusia membutuhkan petunjuk dari Tuhan berupa peringatan-peringatan dari para rasul-Nya, untuk kembali kepada fitrah manusia sesesungguhnya. Selamat berhari raya fitri.