SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Jika Hanya Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli berhadapan di Pilpres, pilih siapa?

Jika Hanya Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli berhadapan di Pilpres, pilih siapa?

Bergantung partai, sebutan yang bagi beberapa pihak memuakkan. Bagaimana mungkin menyebut demokrasi bila di bawah dinasti partai-partai, sangat paradoksial.

Tahun 2014 yang lalu sepertinya ada harapan dengan sosok bukan dari partai, walau kompetensi sebagai presiden banyak diragukan. Namun harapan kandas karena kemudian muncul gelar ‘petugas partai’. Apakah di tahun 2019 muncul harapan lagi namun kemudian karam karena diterjang gelombang kekuasaan para partai?

Orang-orang “besar”, yang punya kemampuan membawa negeri agar lebih baik, sepertinya tersingkir oleh kepentingan segolongan. Kompetensi bukan jadi pertimbangan, karena “suara” rakyat dituhankan dan media yang jadi “setan”.

https://warga.serujic.comx/kanal-warga/opini-warga/percaya-diri-menantang-jokowi/

Jenderal Gatot, setelah pensiun sebagai Panglima, belum ada sinyal akan ke partai tertentu. Secara kompetensi, tidak diragukan sebagai pemimpin di tingkat nasional. Terutama, bagaimana membawa Indonesia bertarung dalam geo politik dunia.

Kepemimpinan nasional yang pernah disandang jelas menempatkan sosok purnawirawan jenderal ini sebagai tokoh yang disegani di antara tokoh-tokoh nasional lainnya. Untuk kondisi yang carut marut akibat kepemimpinan yang lemah, Gatot adalah orang yang tepat.

Di lain pihak, Rizal Ramli, seorang intelektual ulung sekaligus birokrat yang berani dan tegas, memberi bukti dengan kinerja walau harus terbentur kepentingan golongan dan akhirnya tersingkir dari pemerintahan. Tanpa bergantung partai, ia bisa masuk sebagai profesional yang mampu mengatas persoalan-persoalan nasional yang pelik.

Kalau Gatot lebih ke unsur kepemimpinan nasional, maka Rizal Ramli punya solusi berdasar keilmuan yang dikuasai ditambah ketegasan dalam tindakan, yakni konsisten terhadap kepentingan rakyat. Tidak tanggung-tanggung, dari persoalan teknis semacam dwelling time, hingga akurasi dalam prediksi makro ekonomi pun dikuasai. Tak heran, jejak-jejak hasil prestasi kerjanya masih terekam di ingatan banyak orang.

Dua sosok tersebut jelas punya kompetensi dan diakui. Satu karena kepemimpinan, kedua karena kemampuan memberi solusi. Kalau boleh memilih, sebaiknya Gatot presiden, Rizal wakilnya.

Dua sosok yang masih belum jadi petugas partai, semoga tidak untuk seterusnya. Tunggu saja, jelang 2019 nanti. Bisa saja dua orang ini “dilamar” partai, namun kemungkinan tak akan kehilangan integritasnya.

 

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER