BATAM – Sebagian dari kita tentu ada yang memiliki sifat keras kepala dan perfeksionis atau keinginan melakukan hal-hal secara sempurna. Dan mungkin hal itu dianggap lumrah dan wajar di tengah masyarakat.
Beberapa waktu lalu, saat peringatan hari kesehatan jiwa sedunia, tepatnya tanggal 10 Oktober 2018, saya dikagetkan dengan sebuah nama penyakit kejiwaan baru. Entah itu baru dalam dunia kesehatan jiwa atau baru saya ketahui. Dan penyakit itu bernama Anankastik.
Saya bertanya kesana-kemari, mulai dari menghubungi para dosen yang dulu membimbing saya, hingga saya mencari banyak referensi bacaan untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit tersebut.
Berdasarkan banyak referensi yang saya baca dari berbagai sumber serta hasil diskusi dengan beberapa ahli kejiwaan, ternyata penyakit anankastik atau Obsessive Compulsive Personality Disorders ini merupakan gangguan kepribadian yang lebih didominasi oleh pemikiran-pemikiran yang terpaku pada kebiasaan sehari-hari seorang individu, dimana ia juga selalu merasa ingin sempurna, mempunyai kontrol yang tinggi, serta acap kali keras kepala dan memiliki sifat perfeksionis yang tinggi.
Gangguan kejiwaan ini acap kali bervariasi dan sama sekali tak terduga. Beberapa penderitanya terkadang terlihat begitu hangat dan terbuka dengan orang baru, penuh kasih sayang dan sangat dewasa. Namun pada variasi lain, gangguan ini bisa menjadi gejala bahwa orang tersebut menderita penyakit skizofrenia yang diperburuk dengan adanya gangguan depresi mayor.
Menurut para ahli, definisi dari kelainan kejiwaan anankastik ini adalah suatu gangguan kejiwaan atau kepribadian yang mempunyai karakteristik suatu emosional terbatas, keteraturan, ketekunan, keras kepala dan keragu-raguan. Gangguan ini mempunyai sifat dasar dengan pola yang masuk pada kategori perfeksionis dan infleksibilitas.
Adapun ciri-ciri dari gangguan kejiwaan ini adalah :
- Ketelitian yang berlebihan pada produktivitas atau pekerjaan
- Detail dan rinci dalam hal daftar, peraturan, urutan, organisasi, jadwal
- Mencampur adukkan pemikiran dan dorongan yang memaksa
- Keterikatan atau keterpakuan yang berlebihan pada kebiasaan sosial
- Pemaksaan yang tak beralasan pada orang lain agar mengikuti caranya atau pola berpikirnya
- Perasaan hati-hati atau ragu-ragu yang berlebihan
- Perfeksionisme dalam mengerjakan suatu tugas hingga mempengaruhi penyelesaian tugas tersebut
- Kaku dan keras kepala
- Sangat gemar bekerja dan sangat mematuhi peraturan yang ada
- Cenderung mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas dalam waktu yang lama namun mendetail.
Jika seseorang memiliki minimal 3 saja dari ciri-ciri di atas atau lebih, maka bisa dipastikan seseorang tersebut mengalami gangguan kejiwaan anankastik.
Disamping itu, seorang ahli kejiwaan lain juga menjabarkan ciri yang dimiliki pasien pengidap penyakit ini, antara lain : sangat gemar bekerja, sangat patuh dengan peraturan yang ada, sangat teliti dan rapi, suka mengelompokkan barang atau uang, sangat mendetail, rapi dan perfeksionis, memasang target yang tinggi untuk dirinya dan orang lain, merasa cara hidupnya yang paling bagus, sulit mengekspresikan perasaannya, sulit membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, dan kebanyakan orang-orang dengan gangguan semacam ini cenderung terlambat menikah karena tuntutannya yang terlalu tinggi serta ragu-ragu dalam mengambil sebuah keputusan.
Faktor-faktor penyebab hingga saat ini belum ada penjelasan lanjutan, akan tetapi para ahli sepakat bahwa penyebab utama dari penyakit ini adalah faktor lingkungan tempat tinggal penderita, pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dan keluarga yang menjadi faktor penentu yang sangat berperan dalam membentuk karakteristik kepribadian seperti ini. (HA)
*(Dikutip dari berbagai sumber dan beberapa ahli di bidang psikologi)