Jusuf Kalla menggelar acara silaturahim dan buka puasa Ramadhan 1439 H di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (4-6-2018). Acara yang dimulai pada pukul 17:00 tersebut dihadiri sekitar seribu undangan dari kalangan KAHMI, Dewan Masjid Indonesia dan Palang Merah Indonesia.
Sejak pukul 16:00, para undangan telah mengantri memasuki kompleks Istana Wapres yang memiliki penjagaan ketat. Satu per satu harus melalui gerbang detektor keamanan sebelum diijinkan memasuki lokasi acara. Selain sebuah aula besar, para undangan yang tidak tertampung menempati halaman istana yang telah disulap menjadi tempat untuk berbuka sekaligus sholat berjamaah.
Acara dimulai dengan sambutan tuan rumah Jusuf Kalla yang menyampaikan kondisi muslim Indonesia yang damai di bulan puasa tahun ini. Pengalaman Jusuf Kalla mengunjungi berbagai negara muslim, termasuk di negara-negara yang sedang berkonflik, menunjukkan praktik keagamaan islam yang beragam. Muslim di Indonesia bisa dikata mempraktikkan keislaman secara pertengahan, yang toleran dan tidak ekstrem.
Menjelang buka puasa, acara diisi dengan ceramah oleh Professor Ravik Karsidi, Rektor Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penceramah menguraikan pendidikan dalam islam yang merujuk pada ayat-ayat Quran dan teori sosiologi modern untuk menciptakan muslim yang saleh, baik secara pribadi maupun dalam posisi sebagai seorang pemimpin di berbagai bidang kehidupan.
Tepat selepas kumandang azan Magrib, para peserta menikmati takjil yang telah disediakan oleh istana. Kemudian acara dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah, lalu buka puasa bersama. Para tokoh nasional hadir dalam acara ini, diantara adalah Anwar Nasution, Akbar Tanjung, Feri Mursidan Baldan, Riza Patria, Moeldoko, Siti Zuhro, Manimbang Kahariady, dan para senior serta tokoh KAHMI lainnya.
Setelah berbuka bersama, para peserta beramah-tamah dengan Jusuf Kalla. Selain berbincang santai, para peserta bergantian berfoto dengan tuan rumah yang juga didampingi oleh Mufidah Jusuf Kalla. Nampak pengawal istana bekerja ekstra untuk mengawal orang nomor dua di Indonesia tersebut. Acara berakhir setelah sholat Isya, Tarawih dan Witir berjamaah.