“Barang Temuan”. Info: 087879127924. Demikian bunyi pengumuman di sebuah Islamic Center di bilangan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dalam kotak kaca seukuran 1 meter kali 70 cm tersebut diletakkan berbagai barang. Diantaranya adalah jam tangan, kacamata, HP, kunci kendaraan, dan bahkan flashdisk. Keberadaannya bersama pengumuman maupun brosur kegiatan masjid di samping tangga menuju ruangan utama masjid lantai dua dengan mudah nampak oleh para jamaah.
Barang-barang tersebut ditemukan oleh jamaah ataupun petugas Andalusia Islamic Center. Rupanya banyak jamaah yang lupa dengan pernak-pernik barang bawaannya selama beribadah di masjid, yang bisa jadi sangat penting. Pojok lost and found semacam ini biasa kita jumpai di negara-negara Eropa dewasa ini. Sebagai sebuah kebutuhan publik yang difasilitasi, keberadaannya menggambarkan majunya sebuah peradaban.
Konon Andalusia sendiri adalah salah satu puncak peradaban Islam yang pernah eksis. Sebuah negeri berperadaban maju yang menjadi lentera penerang kegelapan Eropa pada masa kegelapannya. Waktu itu sekitar abad pertengahan, di Eropa Selatan yang dikuasai muslim menjulang gedung-gedung megah, jalan-jalan yang rapi, penerangan umum dan kanal-kanal air, saat jalanan di Paris atau Amsterdam masih becek.
Kerajaan muslim terbesar di Eropa itu menginspirasi seluruh Eropa mulai dari ide taman-taman kota, bangunan kamar mandi umum, jalan-jalan yang tertata dan diterangi dengan lampu-lampu hias di malam hari, dan seluruh kota yang terbebas dari sampah. Juga jembatan-jembatan indah, sistem irigasi yang maju, dengan air-air mancur yang memperindah bangunan-bangunan publik; masjid Agung Cordoba dan istana Az Zahra.
Di Cordoba saat itu telah terdapat 283 ribu rumah penduduk, 900 kamar mandi umum, 800 unit sekolah, dan 50 buah rumah sakit. Di kota Cordoba yang berpenduduk 500 ribu orang pada masa itu terdapat 70 buah perpustakaan umum dengan pengunjung sebanyak 400.000 orang, sesuatu yang masih terasa mewah di wilayah Eropa lainnya, dimana volume kunjungan perpustakaan mereka paling banyak 1.000 orang.
Perpustakaan milik Al Hakam II sendiri menyimpan 400.000 buku dengan 44 katalog. Saat itu terdapat 27 buah sekolah swasta, dan 80 buah sekolah gratis untuk menampung anak-anak dari keluarga miskin. Terdapat 170 wanita yang khusus menulis dengan huruf kufi yang sangat indah kitab suci Al Quran. Singkatnya, saat itu nilai-nilai islami sangat difasilitasi.
Mirip penemuan cerdas bernama “portal derma”. Sebuah portal setinggi pinggang orang dewasa di tempat-tempat publik dengan empat buah lubang di bagian atasnya. Setiap orang bisa memasukkan tangannya ke dalam lubang itu, baik untuk meninggalkan uang derma, ataupun untuk mengambilnya. Dengan portal itu penderma bisa menjaga niat baiknya tanpa terganggu oleh perasaan riya’. Di saat yang sama tidak merendahkan si penerima derma, karena orang tidak pernah tahu saat memasukkan tangannya, seseorang sebagai pemberi atau penerima derma.
Terdengar sayup-sayup suara mahasiswa yang menyetorkan hafalan Qurannya dari masjid di lantai dua. Berada di sentrum kampus STEI Tazkia yang mengajarkan ekonomi islami, Andalusia Islamic Center menjadi jantung bagi kegiatan para civitas academica. Penamaan Andalusia seperti mengusung dan berupaya menghidupkan kembali sebuah peradaban islami yang pernah jaya. Semoga nilai-nilai kejujuran, empati, solidaritas, dan ukkuwah selalu terpancar dari masjid ini.
Peradaban agung di Andalusia, bahkan tiga agama besar (Islam, Yahudi, Nasrani) hidup rukun. Ingat, semu… https://t.co/R5Xl9wfJcR