SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Kampanye Gratis Ala PKB Dan Gerindra

Kampanye Gratis Ala PKB Dan Gerindra

Pengambilan nomor urut calon presiden dan wakil presiden telah dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Bapak Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin mendapatkan no 01 sedangkan Bapak Prabowo dan Sandiaga Uno memperoleh nomor 02. Dan tentunya masing-masing team sukses sudah menyiapkan jargon-jargon politik terhadap nomor tersebut bahkan terkadang tidak masuk di logika.

Ada hal yang menarik dalam pengambilan nomor urut kali ini, dikarenakan adanya penambahan digit dari satu menjadi dua digit, bukan 1 tetapi 01 dan bukan 2 tetapi 02. Sekilas memang terkesan aneh dengan hal ini, akan tetapi jika dicermati akan menjadi hal yang benar-benar krusial di pemilihan legislatif.

Bagi rakyat yang sebagian besar lebih peduli pada Pemilihan Presiden dibanding Pemilihan legislatif tentunya permintaan penambahan digit sebagai hal yang mengada-ada.

Bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kondisi ini tanpa disadari seperti mendapat bantuan tambahan dalam berkampanye. Karena tentunya para juru kampanye (jurkam) akan selalu meneriakkan angka 1 dan 2 atau pilih no 1 atau 2 bahkan coblos no 1 atau 2.

Bagi masyarakat yang memiliki pemahaman yang kuat tentunya akan dapat membedakan antara kampanye pemilihan presiden dan legislatif. Akan tetapi perlu dipahami bahwa para juru kampanye adalah tokoh partai yang harus meneriakkan angka yang  bukan nomor partainya. Bagi kepala daerah dalam memberikan dukungan bukan masalah terhadap nomor tersebut.

PKB dan Gerindra tentunya akan mendapatkan tambahan dukungan dalam mensosialisasikan partainya di masyarakat. Partai pro pemerintah tentunya akan mengambil jargon “Jangan lupa pilih nomor satu yaaa….”, sementara PKB adalah partai dengan nomor urut satu, secara otomatis partai-partai pendukung pemerintah akan membantu sosialisasi PKB. Begitu juga dengan Gerindra sebagai partai dengan nomor urut dua, tentunya partai pendukung oposisi akan memakai jargon “Jangan lupa pilih nomor dua ya…”.

Hal ini juga akan menjadi tantangan tersendiri kepada partai politik dalam melakukan kampanye kepada masyarakat. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan buat Komisi Pemilihan Umum terhadap kondisi semacam ini. Secara administrasi dan hukum bukanlah sebagai sebuah permasalahan, akan tetapi menjadi masalah ketika satu suara dari rakyat diberikan tidak sesuai keinginannya diakibatkan tidak memahami pilihannya.

Hasil pemilihan nanti akan menjadi bukti yang jelas, apakah PKB dan Gerindra mendapatkan keuntungan akibat sistem nomor pengundian tersebut.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER