SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Bagaimana Cuci Otak Bekerja?

Bagaimana Cuci Otak Bekerja?

Cuci otak atau dalam bahasa asingnya “Brain Wash” merupakan sebuah tindakan untuk merubah pola pikir seseorang menjadi pribadi yang berbeda dengan pembawaan aselinya. Bagi orang yang sudah terkena tindakan cuci otak tidak akan menyadari akan kondisi sebenarnya, hal ini dikarenakan mereka sudah memasuki dunia baru yang berbeda dengan dunia yang selama ini mereka kenal.

Bagaimanakah cuci otak bekerja pada korban cuci otak?

Cuci otak paling mudah pada orang-orang yang memiliki mental yang lemah atau dalam kondisi tertekan. Hal ini didasari pada timbulnya rasa tidak percaya diri atau bahkan merasa dirinya tidak berguna bagi dirinya atau orang lain. Pembullian, penyakit menahun, kegagalan karir atau pendidikan dan bahkan kegagalan dalam berumah tangga merupakan sasaran yang mudah untuk melakukan tindakan cuci otak.

Kehadiran pelaku cuci otak pada orang yang lemah secara psikologis bagaikan dewa penolong bagi orang tersebut. Pelaku cuci otak akan berusaha mengisolasi korban untuk menjauh dari lingkungannya. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan pertemuan yang lebih insentif antara pelaku dan korban. Pelaku akan menjadi pendengar yang baik bagi korban, seakan mendengarkan curahan hati korban. Padahal saat itulah pelaku sedang mengumpulkan data-data untuk mengetahui titik kelemahan korban tersebut.

Korban sudah mulai merasakan kenyamanan dengan pelaku cuci otak, maka digabungkanlah korban bersama dengan korban-korban lainnya. Dalam kondisi ini pelaku cuci otak akan menekankan bahwa kelompoknya merupakan tempat paling nyaman untuk korban dan bahkan memiliki status di atas kelompok lainnya. Pengulangan materi dan yel-yel bahkan moto untuk menyamakan pola pikir menjadi menu sehari-hari. Korban akan merasa dirinya sudah ditempat paling benar dibanding kelompok-kelompok di luar. Bahkan hubungan darah atau kerabat sudah dikalahkan dalam kondisi ini, mereka merasa bahwa inilah kehidupan yang sebenarnya.

Penghargaan akan diberikan kepada korban ketika mereka melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan aturan kelompok mereka dengan sebutan yang istimewa. Meskipun perbuatan tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang anggota balapan liar akan diangkat jadi “jagoan” ketika mampu lepas dari kejaran polantas atau bahkan menerobos lampu merah dengan seenak sendiri. Penghargaan tersebut membuat mereka semakin dalam tenggelam dalam kondisi tercuci otaknya.

Penghargaan lain terhadap korban yang sudah mampu menerapkan hasil cuci otak adalah dengan memberikan sebutan-sebutan baru pada korban. Sebutan jagoan baru, sang penakluk atau bahkan sebutan yang sesuai dengan dasar ideologi kelompoknya untuk meyakinkan bahwa korban benar-benar bangga akan perubahan kehidupannya.

Dan pada akhirnya korban akan mendapatkan ujian dari pelaku cuci otak untuk melakukan perbuatan dengan resiko yang berbahaya. Dalam kasus cuci otak dalam kelompok kajian menyimpang. korban diminta untuk melakukan tindakan kriminal baik pencurian, perampokan atau bahkan pembunuhan. Sikap korban dengan kebanggaan setelah melakukan perbuatan tersebut merupakan indikasi bahwa proses cuci otak pada korban sudah berhasil.

Dalam kondisi sekarang dengan arus informasi yang tanpa batas, tentunya kita harus mampu memberikan dasar-dasar yang kuat pada keluarga dan juga lingkungan. Kenalilah tanda-tanda yang mencurigakan di lingkungan ketika ditengarai adanya tindakan cuci otak. Proses cuci otak tentunya akan susah untuk dituntut ke ranah hukum, dikarenakan barang bukti yang tidak mudah ditemukan.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER