Setelah “mencak-mencak” di Twitter pada Jumat (27/4), akun berinisial @_haye ditantang “berani” datang ke Kemenkeu, oleh pemilik akun @nufransa, pejabat resmi. Narasi kata “berani” dipertanyakan oleh netizen lain, yang dianggap mereka sebagai sebuah ancaman. Tapi, @_haye_ sepertinya tak terlalu membahasnya, dan berjanji datang sesuai waktu dan tempat.
Baca : Festivalisasi Acara Hutang ke IMF – World Bank Rp 943,5 Miliar, Seorang Netizen Mencak-mencak
Terjadilah pertemuan, sesuai cuitannya kemaren Senin (30/4). Ia bercerita bahwa ia datang sendiri, menemui tiga orang dari Kemenkeu, dan dua orang dari Kemenko Maritim. Ia juga cerita telah minta izin pertemuan untuk direkam, dan disetujui.
Penjelasan awal, tentang rilis Bappenas yang tampak tidak akurat. Katanya, mereka baru akan bertemu dengan Bappenas, sore. Angka yang dirilis Bappenas 1,1 Trilyun, sedangkan katanya, mereka menjelaskan hanya Rp 841.870.601.566,-. “Satu Trilyun Kurang Dikit” ia tulis di twitter.
Tulisan @_haye_ ini dimulai sepulang dari pertemuan, sambil makan siang katanya. Ia nyatakan tidak sudi diajak makan oleh panitia acara yang anggarannya “ajaib”.
Kemudian ia melanjutkan di twitnya. Ia bercerita telah bertanya beberapa hal. Pertama, tentang apakah Bappenas salah kutip. Kedua, apakah ada dana dari kementrian lain. Ia mulai merasa lucu, karena jawaban yang menurutnya kurang jelas. Ia nyatakan punya dokumen lelang dari Kementerian Perhubungan, 17 milyar.
Ia melanjutkan pertanyaan tentang selisih antara rilis Bappenas dengan yang disampaikan panitia, apakah ada kemungkinan anggaran dari kementerian lain. Jawabannya juga kurang memuaskannya, karena seperti dikira-kira. Ia pertanyakan ulang apakah anggaran bisa bertambah dari kementerian lain, dan ia tidak puas karena jawabannya: bisa iya bisa tidak.
Ia melangkah ke investigasi berikutnya, terkait penggunaan. “Untuk item “biaya operasional” ini sangat besar. Buat perbandingan saja, dalam anggaran Hambalang atau eKTP, gak ada item 1 Trilyun untuk biaya jasa,” lanjutnya.
“Saya tanya tadi, dalam sejarah megah Republik Indonesia, apakah pernah ada butir anggaran jasa SATU TRILYUN RUPIAH, buat satu minggu dalam satu program? Semua bapak bapak Kementrian Keuangan itu tidak bisa jawab. Kayanya memang gak pernah ada,” ia melanjutkan.
Ia lanjutkan, ke lebih rinci, “Karena ini luar biasa, saya tanya vendornya. Siapa vendornya? Berapa vendornya yg menggunakan dana hampir satu trilyun ini? Gak tau. Kementrian Keuangan tidak punya datanya. Yang menjawab Mbak dari Kemenkosaurus.”
“Siapa vendor acara satu trilyun ini? Ada banyak kata mbak staf Kemenkosaurus. Berapa banyak? Nggak tau. Tapi banyak: vendor punya sub vendor dan sub-sub vendor. Gak tau jumlahnya. Tapi banyak,” cerita _haye_ selanjutnya.
“Saya coba dengan cara sederhana, pake Google: Vendor pemenang tendernya PT Pactoconvex yang sudah pernah terlibat perkara pidana korupsi pemalsuan faktur dan kwitansi kosong untuk acara sejenis di Kementrian Luar Negeri. Apakah ini jadi pertimbangan Kemenkeu? Bengong,” lanjutnya.
Semakin lama, ia semakin bingung ketika ditanya penggunaannya. Bingung, karena jumlah panitia hanya 60-an orang dan kamarnya 6000.
“Satu hotel Westin dan beberapa hotel lain. Seluruhnya dibooking. Bukan buat nginep juga, tapi akan dijadikan “office” – kantor utk masing masing 189 delegasi World Bank. Katanya sih, gak ada yg jadi kamar akomodasi. Semua buat kantor,” lanjutnya.
“Gw juga bingung sih. Memang di seluruh Nusa Dua ada berapa sih total kamar kalau ada 6000 yg dijadikan kantor? Kalau peserta acara ini 15000 orang saja berarti setiap “kantor” isinya 2 orang? Hmm… Ini kayanya matematika KPK. Saya bingung.”
Ia bercerita, kalau makan siang kebetulan bersama dengan pejabat World Bank. Ia tanyakan kewajaran anggaran. Si lawan bicara menurutnya juga agak bingung.
“Acara tahunan – Annual Meeting World Bank dan IMF – tentu menggunakan dana dari WB dan IMF. Mereka bukan lembaga miskin. Acara sebelumnya ya pake dana dari WB/IMF,” _haye_ melanjutkan twitnya.
“Kenapa acara yang ini pake dana APBN? Well, dia bengong. Saya dijanjikan untuk dapat informasi lanjutan setelah di konfirmasi dari Washington DC. Yang udah udah sih ya acara WB pake duit WB. Ini memang lucu.”
Si pemilik akun _haye_ melanjutkan twitnya. Ia melanjutkan ke detil anggarannya, karena kejelasan anggaran baru menunggu konfirmasi. Namun sebelumnya ia mencoba menjelaskan ke netizen tentang kategori belanja jasa dan belanja barang. Belanja barang, nantinya ada aset negara berupa barang. Belanja jasa, tidak ada.
Ia bercerita bahwa panitia menyatakan ada belanja barang, “INFRASTRUKTUR”, namun tidak tahu dan akan mencari tahu. Tak puas dengan jawaban itu, ia memberi contoh anggaran dari dokumen lelang yang dipegangnya untuk pengadaan “Sistem Informasi”, sebesar 43 milyar. Ia tanyakan untuk apa, dan kembali tidak puas terhadap jawabannya: “INFRASTRUKTUR” dan “gak tahu, staf yang bisa jelaskan”.
Ia lanjutkan ceritanya, “Anggaran Sistem Informasi kan satu dunia semua juga punya. Pertanyaan saya, Sistem Informasi seperti apa yg harganya 43 Milyar untuk digunakan cuma 1 minggu? Kalau infrastruktur, Telkom kan punya jaringan permanen yg sudah ada di Nusa Dua? Stafnya lagi makan siang, katanya.”
“Tapi kalau bukan permanen, lalu Sistem temporer seperti apa yang harganya 43 milyar untuk digunakan satu minggu? Saya kebetulan sedikit paham soal Sistem Informasi, jadi kesempatan bohongnya sedikit. Gak ada yg usaha. Nanti diklarifikasi, katanya.”
Di sela-sela cerita, ia juga menanggapi beberapa pertanyaan netizen. Salah satunya, ada yang menanyakan apakah Annual Meeting (Rapat Tahunan) Bank Dunia dan IMF itu dibiayai oleh APBN. Ia menjelaskan, kalau informasi yang ia dapatkan dari seorang pejabat World Bank, biasanya memang dibayari dari anggaran World Bank/IMF. “Mungkin Pak Luhut dan Bu SMI saja yg ramah untuk tahun ini?” katanya.
Netizen lain, menyatakan cukup “deg-deg-an” baca twit _haye_ ini. Ia balas, “Jangan kamu yang baca, saya yang nulis juga degdegan. Ini upaya pembohongan publik dalam skala tanpa perbandingan dalam sejarah republik. Anggaran yg seperti ini cuma bisa diterima memang kalau loe nyabu dan halu berat.”
Saat berita ini ditulis, masih ada lanjutan twitnya, dan melibatkan akun dari wakil Kemenkeu. Sepertinya, investigasi _haye_ terus berlanjut.