SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Fahri Hamzah Menang Atas PKS di Kasasi MA, Selanjutnya?

Fahri Hamzah Menang Atas PKS di Kasasi MA, Selanjutnya?

Permohonan kasasi dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS atas pemecatan Fahri Hamzah, ditolak MA tertanggal 30 Juli 2018, teregister nomor 1876 K/PDT/2018. Selanjutnya, tindakan apa yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak?

Hukum menyatakan benar dan salah, sesuai persepsi perundang-undangan. Namun, pihak yang kalah tentu tidak merasa salah, normal. Hanya saja, rela atau tidak rela, hukum mesti dipatuhi, demi tatanan masyarakat yang berkeadilan walau tak sempurna.

Kedua pihak bersengketa. Dua-duanya merasa benar. Jika kemudian diputus pengadilan mana yang benar dan mana yang salah, akankah yang kalah kemudian merasa salah dan melakukan perbaikan (Ishlah)? Atau yang sudah nyata menang mengajukan permaafan dengan mengalah?

Fahri Hamzah, biarpun menang, iapun kalah. Tersingkir dari tempat yang ia besarkan sendiri. Ia mungkin mengalah, tak menjadi bagian apapun dari lingkar kekuasaan negeri ini, walau sederet tawaran mendatanginya. Jika benar mengalah, maka ia pemenang. Pemenang karena keteguhan terhadap apa yang ia yakini benar. Jika bukan karena mengalah, barangkali kelak Allah akan memperingatkan lebih keras lagi kepadanya.

Nasehat atas peristiwa ini, bagi kedua belah pihak, kalah-menang dan benar-salah bisa melahirkan keretakan. Keretakan itu menyakitkan, seringkali merugikan. Namun, bagi kaum yang berpikir, itu memunculkan kesadaran. Yang menang tidak boleh angkuh, karena Tuhan selalu mengambil kembali keangkuhan yang menjadi milikNya. Yang kalah, sadar barangkali Tuhan telah mengambil keangkuhan milikNya.

Wahai Fahri Hamzah, dengan puncak-puncak reputasinya, barangkali Allah hendak menjadikan pribadimu lebih mulia dengan keluar dari lingkar kekuasaan yang sarat dosa keangkuhan. Wahai para pimpinan dan kader PKS, barangkali Allah hendak memperingatkan untuk tidak terjebak dalam fanatisme golongan.

Tidakkah sadar bahwa negeri ini membutuhkan perjuangan kalian? Namun jika kemudian terlanda keangkuhan, berhenti saja, atau bubar saja. Karena sama saja mengundang kebencian Tuhan.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER