Ketika muncul berita yang sumbernya Bappenas, bahwa pengeluaran peserta pada acara IMF-World Bank di Bali habis Rp 943,5 Miliar, seorang netizen berinisial @_haye_ menyatakan kejengkelannya. Menurutnya, acara ini perlu dipertanyakan rasionalisasinya, bahkan kepada Menkeu Sri Mulyani.
Belum-belum, ia mencium hal yang mencurigakan, “Bau busuk pekat dari jauh. KPK RI harus ikut periksa anggaran dan pelaksanaan festival hutang ini,” lanjutnya. Keyakinannya atas integritas SMI, hilang sama sekali.
“Hutang untuk infrastruktur? Bu Sri Mulyani ini harus belajar bohong dengan lebih pinter sedikit. 1 Trilyun untuk event dengan WB dan IMF ini masuk kategori infrastruktur apa? Jualan omong kosong,” lanjutan cuitannya di Twitter, yang dimulai pada Jumat (27/4).
Bahkan, protesnya dilakukan dengan mention akun World Bank. Ini katanya, “How World Bank and IMF is facilitating corruption in the third world: Indonesia is spending USD100m for a one week in Bali. For the attending journalists and media, the stink of corruption and cronyism from the event should be the main headline.”
“Just to be clear: This is an event to entertain World Bank and the IMF to visit Bali – in a country where the budget is paid for via foreign debt. This is blatant corruption and cronyism. How World Bank and IMF is facilitating corruption in the third world: Indonesia is spending USD100m for a one week in Bali. For the attending journalists and media, the stink of corruption and cronyism from the event should be the main headline,” ia tulis lengkap-lengkap.
Barangkali saking jengkelnya, sampai-sampai menganggap acara tersebut sebagai pembohongan publik dan menghina nalar wajar, ketika ada penjelasan dari Bappenas bahwa digunakan untuk meningkatkan pariwisata. “EH LOE KIRA SATU REPUBLIK SEMUA ISINYA ORANG TOLOL?” ia tulis dengan huruf besar-besar.
Ia tantang KPK RI untuk melihat batas wajar anggaran membuat acara, termasuk apakah akan diperiksa.
Yang menjadi perhatian akun @_haye_ ini adalah ketika pemerintah menyatakan perlunya berhutang, namun mengadakan acara semacam festivalisasi dengan kreditor berkedok pariwisata yang menghabiskan uang hampir 1 trilyun. “Mbok ya korupsi itu pake ngumpet, jangan telanjang menjarah. Bikin marah.”
“Ada biaya hiburan 10 Milyar per Hari untuk acara ini (57 Milyar utk seminggu) – Bu Sri Mulyani bisa jelaskan hiburan hedon macam apa, untuk berapa orang yg makan biaya begitu besar? Coba sampean bikin Fesbuk lagi deh jelasin,” sebutnya.
“Ini sih telanjang betul betul perampokan dan pembohongan masal. Omong kosong loe semua bicara Pemerintahan bersih. Seperak loe ambil, gw doain Sri Mulyani seumur hidup dijeblosin ke penjara,” masih meneruskan tuitnya.
Tidak sekedar itu saja, ia membuka sayembara. Siapapun yang bisa mengirim dokumen anggaran acara tersebut, akan dibayar 10 juta rupiah, tunai. Ia benar-benar berniat membawa urusan ini ke ranah hukum, sepertinya. “Maling maling ini harus dijeblosin,” lanjutnya.
Ia mendasarkan pada pernyataan Bappenas, untuk mengundang World Bank dan IMF diperlukan biaya Rp 6,9 trilyun atau USD 500 Million, dan sekitar 1 Trilyun untu evennya saja. Menurutnya, amat sangat tidak wajar.
“Gak perlu BPK deh untuk menghitung kerugian negara. Ini uang Trilyunan dihambur untuk apa? UNTUK BERHUTANG. Tiap hari bolak balik kaya anak monyet bicara utang negara, lha ini acara dibayar pake apa kalau bukan dengan utang?” katanya.
“Sri Mulyani harus bisa jawab berapa banyak total utang yg dipake buat bayar pesta dan festival sama mantan bos bosnya ini. Busuk bener deh.”
Ada netizen menyambut sayembara ini dengan memberikan link tentang pemenang tender, di situs lpse.kemenkeu.go.id. Salah satunya, anggaran konektivitas dalam seminggu hingga puluhan milyar. Ia tanggapi, “ni pada beli pake data kaya apa sih? Bener bener menghina akal sehat.”
Akun lain menyusulkan informasi rinci dari dari link berita yang sumbernya Bappenas: Akomodasi Akomodasi Rp 569,9 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar, transportasi Rp 36,1 miliar, HIBURAN Rp 57 miliar, dan SOUVENIR Rp 90,2 miliar.
“Sri Mulyani used to work for the World Bank – now that she is the Minister, she spends USD500m to invite World Bank to lend more money to Indonesia. Hey, if this is not cronyism and corruption, I don’t know what is,” ujarnya menanggapi informasi yang didapatkan.
Ia mencoba mengingatkan, bahwa anggaran 6,9 trilyun itu direncanakan untuk festival enam bulan sebelum Pemilu. Ia merasa bukan hanya ditipu, tapi juga dirampok. Menurutnya, “1 Trilyun biaya jasa? Lebih gede dari Setnov + Nazar.”
Kemudian ia memaparkan secara agak rinci, mengapa menurutnya menghina nalar wajar. Yang pertama, setelah tiap hari disuguhi diskusi tentang hutang dan pembelaannya untuk infrastruktur, tiba-tiba membuat acara festival beranggaran trilyunan. “Dengan muka lurus bikin anggaran trilyunan untuk bikin pesta kreditor,” sinisnya.
Ia melanjutkan. Ketika diskusi serius tentang hutang, karena masalah hutang ini sangat serius, tiba-tiba muncul anggaran 90 milyar untuk “souvenir” orang IMF dan World Bank. “Gw bengong sendiri berasa gila. Dimana sih beginian dianggap wajar?” ungkapnya.
Tempat even adalah di Nusa Dua, Bali. Bukan pertama kali sebagai tempat “hura-hura” negara. Dari Obama sampai Raja Arab, satu konverensi ke konverensi lain, sudah berkali-kali. “Kurang apa lagi sampai perlu anggaran 43 Milyar untuk “Sistem Informasi”? Selama ini ngapain aja?” sebutnya heran.
Ia menghitung ulang. Andaikan anggaran 1 Trilyun untu seminggu, dan pesertanya ada 1000 orang, berarti per kepala 1 milyar rupiah. “Plis deh, kalau ada yg merasa ini wajar tolong saya dibantu supaya paham…” ungkapnya heran.
Bahkan kemudian ia bandingkan dengan Raja Salman. Raja Salman membawa 1500 orang dan 350 mobil mewah, menghabiskan 150 milyar. Acara Menkeu, IMF dan World Bank? 600 Milyar. Sama-sama di Nusa Dua. Menurutnya, tidak wajar. “Fiscal Responsibilitynya Sri Mulyani ternyata lima kali lipat lebih mahal dari Raja Salman bin Saud. Siapa bilang Indonesia miskin? ” katanya.
Usahanya tak berhenti sampai disitu, ia mencoba menarik perhatian akun pejabat Bank Dunia, seperti @WorldBank, @BankDunia, dan @JImYongKim. Isinya, “Indonesian Gov’t is spending USD500m to hold the event for World Bank in Bali – including USD100m specifically for hosting it. Does the World Bank have anything to say about it and if it consider this normal?”
Apakah usahanya berhasil?
Parah
Edan,Gendeng,,sinting miring,koplak,,