Tri Rismaharini yang akrab dipanggil Bu Risma memberikan sharing pengalaman inovasi di BPK RI, Jumat (24/08/2018). Pengalaman Walikota Surabaya mengelola dan berinovasi tersebut disampaikan di depan para peserta Diklat Pim III, yang diselenggarakan di Badan Diklat BPK RI, Kalibata, Jakarta. Penyelenggaraan acara tersebut merupakan salah satu upaya mewujudkan Badan Diklat BPK sebagai Excellent Learning Center (ELC).
Para peserta Diklat Kepemimpinan diharapkan mendapatkan inspirasi dari berbagai aktor pemimpin di Tanah Air, termasuk Bu Risma, pemimpin daerah yang berprestasi di tingkat dunia. Harapannya peserta mampu membuat proyek perubahan yang akan mendorong peningkatan kinerja di unit kerjanya masing-masing.
Dalam acara ini Bu Risma menyampaikan berbagai capaian Pemerintah Kota Surabaya sebagai hasil dari proses belajar yang tidak pernah berhenti. Beberapa inovasi yang dilakukan Risma, diantaranya pengembangan e-government yang sudah pada tingkat advance, program pembangunan sarana prasarana kota yang lengkap dan modern, pemenuhan berbagai kebutuhan layanan masyarakat yang tak pernah terfikirkan oleh kepala daerah lainnya.
Pemanfaatan e-government telah mempermudah layanan publik serta memotong antrian yang tidak perlu. Layanan call center 24 jam dengan respon cepat sekitar 7 menit untuk mobil ambulans atau pemadam kebakaran, comand control yang bisa mempermudah pengaturan lalu lintas dan kemanan kota. Berbagai fasilitas termasuk rumah susun sewa sangat murah yang terintegrasi dengan berbagai layanan publik serta fasilitas berusaha untuk mengatasi tunawisma. Bahkan jajaran pemerintah kota Surabaya didorong untuk menjemput permasalahan warga dan mencarikan solusinya.
Berbagai capaian tersebut mengantarkan Bu Risma menggondol penghargaan sebagai walikota terbaik dunia versi Lew Kwan Yew World City Price 2018. Surabaya mengalahkan kota-kota besar di seluruh dunia seperti Hamburg, Jerman, Kazan, Rusia, dan Tokyo Jepang sebagai liveble city. Capaian ini menurut Risma tidaklah mudah, karena baru berhasil setelah Surabaya mengikuti seleksi untuk ketiga kalinya, dan dinilai oleh 69 professor dari seluruh dunia. Bahkan menurut majalah Fortune, Bu Risma memperoleh peringkat ke 24 sebagai world greatest leader diatas Mark Zukenberg yang memeperoleh urutan ke-25.
Acara yang dipandu oleh Dwi Setyawan Susanto tersebut sangat menarik perhatian para peserta. Para pejabat BPK eselon III tersebut menanyakan berbagai hal menggali pengalaman berharga Bu Risma melalui berbagai perspektif. Peserta Diklat juga memberikan pertanyaan yang seakan melengkapi capaian Bu Risma, seperti bagaimana menyiapkan sistem agar keberhasilan Bu Risma dapat diteruskan oleh pemimpin Surabaya selanjutnya.