WARGASERUJI – Kalau menginginkan dunia, ada rumusnya. Bahasanya para motivator, impian. Maka, tak heran jika ada orang yang benar-benar sukses meraih impian. Mereka menggunakan “rumus dunia”, sehingga menjadi orang-orang kaya.
Rumus dunia itu ada dalam Al Quran
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا
Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. QS Al Isra’: 18
Itulah rumusnya, “akan disegerakan”. Cuma, kondisional. Tak semua berarti akan disegerakan. Ada sukses di dunia terus masuk neraka, ada yang tidak sukses di dunia akhirat.
Kondisionalnya, jika dikehendai oleh-Nya. Memang ada orang seperti itu. Sudah sengsara di dunia, sengsara pula di akhirat.
Bagaimana kalau menginginkan akhirat?
Tergantung pula pada orangnya. Sudah menginginkan akhirat, tapi tak berusaha sungguh-sungguh. Orang seperti ini tipe “di tepian”, yang sewaktu-waktu bisa jatuh.
Kalau sungguh-sungguh, sedangkan ia seorang mukmin, maka dipastikan akan dibalas dengan balasan yang baik.
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. QS. Al Isra’: 19
Perhatikan kata-katanya. Bukan “dituruti keinginannya” melainkan dengan kata-kata “balasan yang baik”. Rumusnya berbeda.
Dampak di dunia, bermacam-macam namun selalu baik. Kalau orangnya pandai bersyukur, akan diberi kekayaan sehingga mendapat pahala karena bersyukur. Kalau orangnya sabar, maka diberi kehidupan yang pas-pasan atau bahkan banyak ujian. Bukankah sabar itu sumber pahala yang tiada terhitung?
Sekadar Hidup
Kalau untuk sekadar hidup, semua tanpa kecuali mendapat pemberian dari-Nya. Tak ada yang murni didapat karena usahanya sendiri.
Bukan pula karena seseorang durhaka kemudian tidak mendapat kemurahan-Nya. Hanya, ia peroleh di dunia saja. Tak heran, banyak orang tidak beriman bisa sangat berkuasa di muka bumi, karena nanti mereka tak mendapat bagian secuilpun di Akhirat.
كُلا نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. QS. Al Isra’: 20
انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلا
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya. QS. Al Isra’ 21