SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Dibunuh di Masjid Selandia Baru, Cara Indah untuk Mati

Dibunuh di Masjid Selandia Baru, Cara Indah untuk Mati

WARGASERUJI – Ada ustadz di sebuah kampung, bertanya perasaan jamaah terhadap peristiwa dibunuhnya muslim di masjid di Selandia Baru. Jawabnya macam-macam. Ustadznya sendiri bilang, bahwa ada yang iri dengan para korban. Barangkali, itulah cara mati paling indah.

Kalau dipikir-pikir kembali, tidak ada yang salah jika ada orang yang iri. Bagaimana tidak? Hidup di negara maju itu nyaman, teratur, bersih dengan segala fasilitas hidupnya. Bisa beribadah, bahkan punya masjid sendiri. Eh, matinya dibunuh teroris “gila” bukan muslim, di dalam masjid di hari jumat pula. Hidup nyaman, mati masuk surga. Begitu bayangan orang-orang yang iri.

Korban penembakan bukan sedang dalam berperang. Mereka hidup damai dengan mayoritas bukan muslim. Mereka tidak punya misi “menyerang”. Mereka bisa hidup di Selandia Baru dengan nyaman. Mereka hanya jadi korban dari orang “gila” yang terobsesi dengan paham “sesat”.

Teringat kisah “Penduduk Parit”. Saat itu ada seorang anak muda membongkar skandal raja yang mengaku tuhan, dengan cara mengorbankan dirinya sendiri. Seketika, gelombang keimanan memasuki hati penduduk kerajaan.

Raja tak mau penyembahan terhadap dirinya berhenti. Maka, dibuatlah parit dengan api yang menyala-nyala. Penduduk yang beriman kepada Tuhannya si anak muda, dipaksa untuk masuk ke parit jika tidak mau beralih menyembah si raja kembali.

Bagi orang-orang yang takut akan nasib dirinya di hadapan Tuhan, kisah “Penduduk Parit” bagaikan “cara indah untuk mati”. Bagaimana tidak, untuk masuk surga cukup dengan cara singkat, mati terbakar di parit.

Lebih indah lagi, pengorbanan si anak muda dalam kisah “Penduduk Parit” menjadi jalan hidayah bagi banyak orang. Demikian pula, kasus penembakan di Masjid di Selandia Baru, pasti akan membuat banyak orang “memperhatikan” apa itu Islam. Hanya satu ujungnya, semakin banyak orang melihat kebenaran.

Akhirnya, jalan zaman mendekati kiamat semakin terlihat. Gelombang orang-orang kulit putih (sebut saja bangsa Romawi) masuk Islam semakin besar. Waktu akan turun Nabi Isa sepertinya sudah tidak lama lagi. Bersiaplah, fitnah akan semakin merajalela.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER