WARGASERUJI – Generasi muda adalah aset yang tiada tara nilainya. Generasi menjadi tonggak awal dalam penentu kebangkitan suatu bangsa. Jika kondisi generasi sakit maka suatu bangsa akan sulit untuk bangkit sebaliknya, jika generasi sehat maka suatu bangsa akan selamat.
Namun, Tiada disangka dan diduga kelakuan bejat telah menghinggap pada orang yang dianggap. Sungguh meremukkan hati, ketika menyaksikan para pelaku tindak kriminal berasal dari kalangan yang menjadi panutan generasi milenial.
Mantan kepala sekolah di Kabupaten Soppeng, Sulsel, MT ditangkap polisi. MT yang kini bekerja di Dinas Pendidikan Soppeng, diduga telah mencabuli 14 anak.
“Dari hasil Laporan yang kami terima, sudah 14 anak berstatus pelajar diduga dilecehkan oleh oknum Kepala Sekolah di sekolah tempat pelaku menjabat sebagai Kepala Sekolah. Namun kini MT bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng,” Kata Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Rujiyanto Dwi Poernama, kepada detikcom, Minggu (14/4/2019). (detiknews).
Aksi pencabulan anak-anak sepertinya sudah tidak menjadi aksi asing dinegeri ini. Pasalnya, aksi ini terjadi berulang-ulang kali seolah menjadi aksi yang tak terkendali.
Dari berita yang bersliweran, ternyata pelaku pemuasan seks tanpa aturan juga sudah menghinggapi generasi muda. Tentu berita ini, benar-benar mencengangkan dan tidak mengenakkan.
Polisi menyelidiki kasus belasan bocah di Garut yang diduga ketagihan seks menyimpang karena nonton video porno. Mereka melakukan adegan syur layaknya penyuka sesama jenis setelah menonton video porno. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Garut, Jawa Barat, dikerahkan untuk mengungkap kasusnya.
“Sudah ada yang melaporan ke kami, kami sedang bergerak mengusut kasus ini. Mudah-mudahan tidak lama lagi kasusnya terbongkar,”ujar Budi Satria Wiguna , di Mapolres Garut, Minggu 14 April 2019. ( VIVA).
Diera milenial saat ini, penggunaan gadget sepertinya menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Maka, tidak menjadi hal yang aneh jika gadget menghinggapi generasi muda dan hampir seluruh kalangan dihinggapi gadget.
Menggunakan gadget saat ini seolah menggenggam dunia. Semua yang dibutuhkan akan mudah didapat melalui gadget. Baik hal yang menguntungkan sampai hal yang merugikan, dari hal yang menyehatkan sampai hal yang merusakkan.
Gaya hidup mengabaikan Tuhan dalam kehidupan ( sekulerisme ) dan serba bebas (liberalisme) merupakan gaya hidup yang ramai digandrungi generasi saat ini. Tanpa disadari, generasi saat ini telah mengkonsumsi gaya hidup sekuler dan liberal.
Dalam gaya hidup sekuler, manusia tidak lagi mengambil aturan Tuhan dalam aktivitas kehidupannya. Sehingga, jika manusia dihadapkan dengan persoalan maka akan mengabaikan Tuhan dalam menyelesaikan permasalahannya. Sehingga akan membuat aturan sendiri. Hinggapnya gaya hidup liberalisme pada generasi, tentu hal ini yang melahirkan sikap serba bebas dan tanpa batas.
Gaya hidup sekulerisme dan liberalisme seolah seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Ternyata, gaya hidup seperti inilah yang mampu menyebarkan kerusakam mental dan mampu menghancurkan generasi secara massif.
Bagaimana tidak, melekatnya gaya hidup liberal dengan tayangan-tayangan yang disuguhkan kepada generasi ternyata mampu membawa ke dunia ilusi. Dari tayangan tanpa kontrol (bebas) ternyata mampu membius generasi dan membuat mereka ingin mengkonsumsi.
Sehingga tidak mengherankan jika generasi saat ini banyak melakukan tindakan yang tidak wajar. Seperti tawuran, pacaran yang mengikuti gaya dilan, kekerasan seksual, pelampiasan seks dengan sesama jenis, dan tindakan sejenis lainnya. Semua ini terjadi tentu tidak terlepas dari gaya hidup sekuler dan liberal. Tentu hal yang demikian  tidak boleh dibiarkan karena akan membuat riskan dan kerusakan.
Dalam Islam generasi muda sangat penting keberadaannya, sehingga benar-benar dijaga kesuciannya. Untuk melindungi generasi, Islam melibatkan peran semua pihak.
Pertama: Peran orang tua. Orang tua berperan sebagai rujukan pertama dan utama bagi anak anaknya. Orang tualah yang dituntut untuk menanamkan pendidikan keimanan, membangun ketaatan pada agama (hukum Allah), serta memberikan teladan kebaikan pada anak anaknya.
Orang tua harus menjadi sekolah pertama bagi anaknya. Dengan penanaman akidah yang kokoh maka anak akan menjadi kebal terhadap virus yang merusak.
Kedua: Peran Masyarakat. Masyarakat sebagai salah satu sekolah besar bagi generasi. Masyarakat berperan melakukan kontrol sosial amal ma’ruf nahi munkar ditengah-tengah masyarakat. Hal demikian dilakukan, sehingga tatkala terjadi tindak kriminal dapat langsung dicegah dan ditangani sebelum menjalar.
Ketiga: Peran negara. Peran negara sangat besar dalam melindungi generasi. Â Karena negara adalah pihak yang berwenang menerapkan berbagai kebijakan mulai dari politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Dalam menjalankan perannya negara harus mengaktifkan peraturan-peraturan yang berasal dari Islam. Sehingga kondisi yang kondusif dapat terwujud bagi generasi. Dengan demikian, tidak diragukan lagi generasi sehat dambaan umat yang senantiasa menyelaraskan perbuatan dengan aturan Allah akan terwujud.