Hari pertama 9 Mei

Film layar lebar 212 The Power Of Love yang diputar di tiga gedung bioskop Semarang diserbu masyarakat. Bertempat di Transmart Setyabudi, Sinema XXI DP Mall Jalan Pemuda dan Cinemaxxtheatre Java Mall, mereka serentak memutar perdana .
Dua hari sebelumnya, di Bioskop Transmart Setyabudi sebelum pemutaran perdana, tiket sudah dibooking oleh komunitas yang dikoordinir Lazismu Kota Semarang.
Jam tayang masing – masing bioskop tidak sama , Sinema XXI DP Mall memutar pada jam 12.00 dan 16.30 untuk regular, dan Cinemaxxtheatre Java Mall awalnya tayang pada jam 14.00, 16.15 dan 18.30.
Karena membludaknya penonton yang belum kebagian tiket maka dibuka tayang untuk jam 21.15 wib. Penonton yang datang untuk membeli tiket sejak magrib sudah harus memendam kecewa. Lebih banyak lagi penonton yang go show mendekati jam tayang akhirnya pulang karena tiket sudah habis.

Beberapa penonton yang gagal memperoleh tiket justru mengaku bersyukur, karena hal itu sebagai wujud film tersebut diterima oleh masyarakat.
“Alhamdulillah penontonnya membludak jadi membuktikan film ini bisa diterima masyarakat, kami bisa nonton untuk tayang besok.” kata Slamet yang datang beserta keluarganya.
Film 212 The Power Of Love dalam thrilernya yang beredar di you tube, menceritakan Aksi Bela Islam di Lapangan Monas yang dihadiri 7 juta umat.
Dalam kejadian nyata yang didokumenkan, aksi super damai berlangsung itu untuk mendesak penuntasan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama.
Masyarakat datang dari berbagai daerah dengan biaya dan sarana sendiri guna memenuhi seruan GNPF MUI yang dipimpin Habib Rizieq Shihab untuk minta keadilan atas penistaan agama.
Aksi fenomenal yang diikuti sekitar 7 juta orang dari berbagai elemen masyarakat itu berlangsung sangat damai tanpa insiden walau pada awalnya sempat terjadi penghadangan transportasi. Hingga sampai para santri Ciamis jalan kaki ke Jakarta akibat pengusaha transportasi ketakutan akan intimidasi dari aparat keamananan.
Dalam film ini justru kesan humanis yang banyak ditonjolkan, tidak ada penyebutan nama gubernur Ahok dan minim nuansa politisnya.
Film ini juga jauh dari propaganda partai politik anti pemerintah, atau sebaliknya mengangkat pamor lawan politiknya termasuk Prabowo Subianto, meskipun Prabowo Subianto menyempatkan diri nonton.
Baik juga bila Presiden Jokowi juga menyaksikan film anak bangsa ini yang sarat dengan pesan damai dan bertemakan cinta keluarga.
Prabowo Subianto dalam komentarnya setelah nonton bareng bersama anggota partainya Gerindra mengatakan bahwa film tersebut sangat luar biasa, ia sangat terharu, dan mengucapkan selamat kepada crew pembuat film.
Ia menambahkan, makna yang didapat Islam itu agama damai, Islam itu indah, Islam itu penuh cinta dan tidak benar bahwa Islam itu identik dengan radikalisme.
Untuk pemutaran hari ke dua tanggal 10 Mei 2018 Cinemaxx Theatre Java Mall akan menayangkan lima kali dalam sehari, terjadwal mulai jam 11.45 , 14.00, 16.15 , 18.30 dan 20.45 wib.