Pendidikan adalah bekal masa depan yang paling utama. Tanpa pendidikan, orang sulit meraih masa depan yang baik. Sayangnya kebanyakan orang menganggap remeh dengan pendidikannya, sehingga mereka tidak mendapatkan ilmu sebagaimana seharusnya. Kekeliruan ini kadang mereka lakukan secara sengaja maupun tidak. Seperti yang kita ketahui saat ini, seluruh siswa yang sedang duduk di bangku terakhir studi di sekolahnya, sedang mempersiapkan diri mengikuti ujian akhir sekolah , baik itu siswa SMA, SMP maupun SD, hanya waktunya saja yang berbeda beda. Diantara siswa-siswa tersebut banyak yang senang menghadapi ujian akhir ini, karena akan melanjutkan ke sekolah yang mereka inginkan, namun ada juga yang galau karena mereka masih bingung ingin melanjutkan kemana? Kebingungan inilah yang bisa menjebak mereka. Apalagi hasil survey yang penulis lakukan selama ini membuktikan bahwa banyak siswa di sekolah yang telah mengikuti pembelajaran, telah memilih jurusan yang salah. Demikian juga dengan para mahasiswa , ternyata jurusan yang mereka pilih selama ini tidak seperti yang mereka inginkan atau tidak sesuai dengan minat mereka. Mengapa, karena memang ketidaktahuan mereka, apa yang ingin mereka tuju nantinya alias mereka masih belum punya gambaran cita-cita atau karier apa yang akan mereka lakoni setelah usai kuliah. .Ada juga karena mengikuti teman, karena masih bingung tidak tahu kemana, yang penting sekolah atau bisa kuliah dan banyak alasan lainnya. Padahal dari sinilah berawal masa depan itu bisa dijajaki. Dapat dikatakan melanjutkan pendidikan harus direncanakan sebaik mungkin, agar tidak sia-sia.
Untuk itu agar Anda tidak salah pilih atau para orang tua agar tahu mengarahkan anaknya. Ada baiknya mengetahui informasi tentang pendidikan lanjutan apa yang sebaiknya dimasuki oleh anak-anak mereka, dan bisa memberikan prospek masa depan yang lebih baik. Secara umum ada beberapa jenis pendidikan yang ada di Indonesia , diantaranya: 1.Pendidikan Umum, pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (study). 2. Pendidikan Kejuruan, pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. 3. Pendidikan Akademik, seperti kita ketahui pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu (program sarjana dan pascasarjana). 4. Pendidikan Profesi, pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. 5.Pendidikan Vokasi, pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Pendidikan Keagamaan, yakni pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama. Contohnya : Pesantren, MI, MTS, MA, MAK, Sekolah Tinggi Theologia. 7.Pendidikan Khusus, yakni pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif. Contohnya : Sekolah Luar Biasa.
Dari beberapa jenis pendidikan yang kita ketahui di atas, ada dua jenis pendidikan lanjutan yang sangat populer dan bakalan menjadi trend di masa depan yakni pendidikan vokasi dan pendidikan kejuruan. Di dalam Pasal 15 Undang-undang Sisdiknas Nomor 20Tahun 2003 dijelaskan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, sedangkan pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Dengan demikian, pendidikan kejuruan merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat menengah, yaitu: pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan program pendidikan yang terkait erat dengan ketenagakerjaan. Jenjang pendidikan formal yang berlaku dikenal pendidikan kejuruan tingkat sekolah menengah (secondary) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan berbagai program keahlian seperti Listrik, Elektronika Manufaktur, Elektronika Otomasi, Metals, Otomotif, Teknik Pendingin, Gambar Bangunan, Konstruksi Baja, Tata Busana, Tata Boga, Travel and Tourism, penjualan, akuntansi, manajemen perkantoran dan sebagainya serta tingkat di atas sekolah menengah (post secondary) misalnya politeknik Sedangkan pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan pada pendidikan tinggi, atau Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Pendidikan vokasi mencakup program pendidikan diploma I (D1), diploma II (D2), diploma III (D3) dan diploma IV (D4). Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma (Ahli Madya), A.Md (Ahli Madya).
Meski pada dasarnya kedua jenis pendidikan ini seperti pinang dibelah dua jika ditinjau secara etimologi. Pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi merupakan jenis pendidikan yang memiliki tujuan yang sama yakni menghasilkan luaran yang siap kerja dan siap pakai di dunia industri. Bahkan kadang pendidikan kejuruan sering disebut pendidikan vokasi . Hanya saja kedua jenis pendidikan ini dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan secara formal. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan formal tingkat menengah yang menyiapkan peserta didik untuk bersaing di dunia industri dalam bidang tertentu. Sementara pendidikan vokasi merupakan pendidikan formal yang berada di tingkat perguruan tinggi (mulai dari diploma maksimal setara dengan perguruan program sarjana) yang menyiapkan alumninya untuk bekerja di dunia industri atau dunia kerja dengan keahlian terapan tertentu. Pendidikan kejuruan dan vokasi dalam konteks kajian formil mencakup semua jenis dan bentuk pengalaman belajar yang membantu peserta didik meniti tahap-tahap perkembangan vokasional mulai dari usia dini hingga usia lanjut.
Pendidikan kejuruan diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengidentifikasi, mengeksplorasi, mempersiapkan, memilih, dan memantapkan diri menuju dunia kerja atau industri. Pendidikan kejuruan dan vokasional diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengenali dirinya sesuai dengan tahapan yang diharapkan tentu sangat besar. Sehingga dalam pendidikan kejuruan, proses latihan yang diarahkan untuk menumbuhkan pengalaman, ransangan visual, kesadaran afektif, penggalian informasi kognitif, dan pengembangan keterampilan psikomotorik menjadi keharusan dan hal yang niscaya. Proses latihan yang berkesinambungan bertujuan untuk menunjang pengembangan vokasional yang meliputi penjajakan, pemantapan, dan pelestrarian bakat seorang peserta didik dalam meniti karir di dunia kerja. Pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi menjadi bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seorang peserta didik agar mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu. Sampai saat ini, hampir semua pendidikan kejuruan terjadi di ruang kelas, atau di tempat kerja, dengan siswa belajar keterampilan perdagangan dan teori perdagangan dari profesor terakreditasi atau profesional yang sudah mapan. Namun, pendidikan kejuruan online telah berkembang dalam popularitas, dan membuatnya lebih mudah dari sebelumnya bagi siswa untuk belajar berbagai keterampilan perdagangan dan keterampilan lunak dari para profesional yang didirikan di industri.
Pengajar yang berlatar belakang industri
Berbeda dengan pendidikan umum, di dalam pendidikan kejuruan dan vokasi keterlibatan sektor swasta dalam berbagai aspek pengembangan keterampilan sangat menjadi prioritas, untuk meningkatkan akses, kualitas yang mengarah ke pengembangan keterampilan yang berkelanjutan di lapangan. Pendidikan kejuruan dan vokasi sangat membutuhkan para pengajar yang berlatar belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai dengan bidang keahlian. Terutama para praktisi atau mantan praktisi terkait , agar lebih tepat dalam memberikan pembelajaran atau perkuliahan yang sesuai dengan industri , sehingga tidak ada gap yang besar ketika menerapkan ilmunya di perusahaan. Di SMK bahkan selama ini telah dilakukan program link and match dengan industri, dimana pemerintah memperbaiki struktur kurikulum pendidikan. Para pengajar di pendidikan kejuruan dan juga vokasi ini nantinya wajib memiliki sertifikat kompetensi di bidang terkait. Jadi pendidikan kejuruan atau vokasi memang wajib dilirik para siswa ataupun calon mahasiswa yang ingin berkarier sedini mungkin untuk mendapatkan kompetensi keahlian yang mumpuni.
Wajib Sertifikasi dan Magang Untuk Menjamin Kualitas Lulusan
Untuk menjamin kualitas lulusan , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan akan memperkuat pendidikan kejuruan dengan memberikan sertifikasi bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Seperti diketahui sertifikasi kompetensi bisa menjadi alat ukur atau indikator kemampuan para siswa maupun mahasiswa terhadap kompetensi yang dimilikinya. Tidak hanya sertifikasi untuk siswa SMK, juga kesempatan peluang kerja sama magang di perusahaan internasional dan rencana pelatihan bertaraf internasional bagi siswa vokasi. Berbeda dengan sekolah umum yang tidak ada sistim sertifikasi bagi sekolah menengahnya. Selain itu siswa kejuruan dan vokasi wajib melakukan praktek kerja industri bagi siswa SMK atau magang bagi mahasiswa , agar mereka nantinya setelah lulus mampu dan siap bersaing di pasar kerja baik nasional maupun internasional. Bahkan di negara lain yang memiliki pendidikan vokasi , magang dilakukan selama setahun bahkan selama siswa menempuh pendidikan, tidak seperti siswa SMK atau mahasiswa yang hanya magang paling lama dalam kurun waktu 3 bulan.Jadi dengan sistem pendidikan yang lebih mempersiapkan peserta didiknya dengan lebih banyak praktek, kurikulum yang link and match dengan industri, serta pengajar yang profesional, bersertifikasi plus magang di industri. Dipastikan merekalah para calon tenaga kerja yang paling dicari oleh perusahaan. Sehingga dapat dipastikan dengan kebutuhan dunia industri terhadap para lulusan yang berasal dari vokasi, akan membuat pendidikan ini menjadi trend pilihan orang-orang yang ingin bersaing dan siap bekerja di industri baik lokal maupun internasional. Bagi Anda yang masih belum memahami pendidikan ini dan meragukannya, kini saatnya untuk membuka mata prospek cerah pendidikan yang akan menjadi trend di masa depan. Karena pendidikan kejuruan ataupun vokasi memberikan banyak pilihan bidang keahlian yang Anda sukai. Buat yang ingin melanjutkan sekolah tingkat menengah ,Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa menjadi solusi . Dan atau vokasi bagi yang ingin melanjutkan perguruan tinggi jengjang D1 dan D3 , dengan tujuan cepat mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Jadi bukan melanjut ke pendidikan umum , karena pPendidikan umum menyiapkan luarannya lebih pada aspek teoritis sebagai persiapan lanjut study, sementara pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi selain menekankan pada aspek teoritis penekanan yang lebih utama adalah aspek practical sebagai ajang latihan menuju dunia industri. Era revolusi industri 4.0, memang membutuhkan para tenaga kerja yang berkeahlian dan siap kerja. Jadi pendidikan vokasi adalah jawaban trend pendidikan masa depan melalui jenjang Diploma satu (D1) hingga Diploma tiga (D3) ataupun Diploma empat (D4), yang akan membantu Anda merencanakan karier dan kesuksesan masa depan.